Selasa, 29 Juli 2008

Tulisan dari Blog as3pram

Berikut tulisan dari blog yang mengupas masalah aktifitas hari lingkungan hidup di Surabaya pada bulan juli 2008

Mengawal Hari Mangrove Sedunia

Baru tahu kalo Hari Mangrove Sedunia diperingati pas tgl 26 Juli yang baru lewat. Taunya ya pas diminta untuk mengawal pelaksanaan peringatannya di Wonorejo, Rungkut, Surabaya. Lumayan nih… sekalian bisa survei buat acara jalan2nya Wisata Surabaya :D

Tgl 26 Juli 2008, pukul 6 pagi, saya sudah meluncur dari Rungkut Industri. Perjalanan sekitar 15 menit, soalnya agak mblusuk masuknya. Ternyata, di sana sudah rame banget dan peserta upacara sudah mulai dibariskan, ternyata Walikota Surabaya, Bambang DH, sudah mau sampai.

Pas Upacara, baru tahu kalo tanaman bakau di Indonesia termasuk yang terbanyak di dunia tapi yang paling banyak rusak juga :( Makanya salah satu upaya mengembalikan kerusakannya dengan mengintensifkan penanaman mangrove ini, ditambah yang masih ada jangan sering2 dihabisi buat perumahan dsb.

Setelah upacara selesai baru deh pada berangkat ke tempat penanaman. Sempet kuciwa juga karena sebagai tenaga medis gak boleh ikutan ke sana, disuruh jaga posko aja. Huaaaaaa…. Kan pengen tahu juga :( Tapi ya sudah lah namanya tugas… Supaya kalo ada apa2 saya bisa siap sedia menangani pasien, sambil berdoa semoga kejadian ini berjalan lancar.

Tapi setelah sebagian besar peserta sudah mulai kembali ke posko, akhirnya saya bisa ke sana juga untuk menjemput yang baru selesai menanam. Pertama kalinya naik perahu karet yang digeber dengan kecepatan tinggi (soalnya penumpangnya cuma 3 orang). Sempat teriak2… bukan ketakutan lho ya… tapi excited banget :D Perjalanan kurang lebih 10 menit. Pas balik dengan total 12 penumpang, nih perahu jalannya jadi lelet banget :( serasa bemo keraton aja, cuma pake basah kena cipratan air dari motornya.

Me n Mas Gatot

Oya, pas di sana sempat juga ngicipin yang namanya Sirup Buah mangrove. Rasanya manis n segar, apalagi minumnya pas panas2. Tapi bodonya aku, gak sempat nanya jualnya di mana, pas balik dari jemput peserta, yang jualan sirup dah gak ada :(

Minggu, 27 Juli 2008

Artikel mangrove dari jawa Pos

Upaya Surabaya menjadi pusat mangrove kedua

Tanam Bakau dan Tata Kawasan Tepi Laut

SURABAYA - Peringatan Hari Mangrove se-dunia kemarin diperingati bersama oleh insan peduli lingkungan. Salah satu bentuk peringatan itu adalah penanaman 15 ribu mangrove (bakau) di bozem Wonorejo kemarin. Ke depan, Surabaya segera memiliki Pusat Bakau setelah Bali.

Kemarin, Wali Kota Bambang Dwi Hartono bersama Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Dinas Perikanan, Kelautan, Peternakan, Pertanian, dan Kehutanan (DPKPPK), Tunas Hijau, Kecamatan Rungkut, dan Sampoerna Foundation menanam 15 ribu bakau di sepanjang sungai Wonorejo.

Wali Kota Bambang D.H. mengatakan, Indonesia merupakan negara yang memiliki lahan bakau terluas di dunia. Yakni, mencapai 3,5 juta hektare. Namun, ironisnya kerusakan terbesar juga ada di negara ini. Kerusakan hutan mangrove mencapai 12 persen dari total luas. Kerusakan itu terjadi dalam kurun waktu 17 tahun. ''Karena itu, konsentrasi kita saat ini tidak hanya rutin menanam mangrove, tapi juga memulai penataan kawasan,'' terangnya.

Karena itu, kata Bambang, dalam tata ruang wilayah menjadikan kawasan pantai timur sebagai wilayah konservasi. Untuk itu, Departemen Kehutanan secara rutin akan mendampingi pemkot menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat mangrove. ''Kawasan itu sudah ditetapkan sebagai penyeimbang ekosistem pantai. Karena itu, jangan sampai peruntukannya tidak sesuai,'' terang dia. Saat ini, detail engineering design (DED) Pusat Mangrove sedang digarap DPKPPK.

Bambang mengatakan, sejatinya kesadaran masyarakat untuk memperbaiki lingkungan sudah jauh berubah. ''Warga yang dulu menebangi mangrove sekarang sudah sadar dan bahkan turut menanam mangrove. Artinya, kesadaran warga sudah luar biasa,'' terangnya.

Kepala DKP Hidayat Syah mengatakan, pihaknya terus mengajak masyarakat agar peduli lingkungan. ''Kita secara rutin agendakan bersih-bersih sungai dan tanam mangrove,'' jelasnya.

Para mahasiswa juga tidak mau ketinggalan berpartisipasi dalam penanaman mangrove. Para mahasiswa yang tergabung Sampoerna Best Student juga turut berpartisipasi dalam penanaman kemarin. Sampoerna Best Student adalah program penyeleksian 89 mahasiswa terpilih dari 18 perguruan tinggi tanah air. Penyeleksian dilakukan oleh jajaran pendidik di masing-masing perguruan tinggi berdasarkan kriteria nilai prestasi (IPK) serta ke-aktifan mereka dalam berorganisasi.

Dalam peringatan Hari Mangrove se-dunia ini akan datang 10 perwakilan dari negara Asia Pasifik ke Surabaya. Di antaranya, dari Timor Leste, Thailand, dan Filipina.

Taken from Jawapos, Jul 27, 2008

Artikel dari Indosmarin

Spesies Burung Terbesar Jawa di Hutan Mangrove Surabaya

Bintang Gerilja – indosmarin.com

Surabaya – Kawasan konservasi hutan mangrove (bakau) di Pantai Timur Surabaya, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya memiliki 140 spesies burung terbesar di pulau Jawa. Walikota Surabaya, Bambang DH, di Surabaya, Sabtu, mengatakan dari 140 spesies tersebut, sekitar 84 spesies merupakan spesies menetap, 12 spesies dilindungi dan 44 spesies migran.

“Ini patut disyukuri, jika lingkungan di sini bagus, mudah-mudahan keragaman spesies burung bisa terjaga,” ujarnya kepada Antara, usai menanam bibit 15.000 mangrove di pantai Timur Surabaya, Sabtu (26/7).

Selain itu, kata dia, kawasan pantai timur Surabaya merupakan kawasan konservasi pusat mangrove sebagai penyangga ekosistem pantai yang dilindungi pemerintah setempat. “Awalnya kita payungi dengan perda, jangan sampai terbit peruntukan yang tidak sesuai dengan kawasan konservasi ini,” katanya.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk terus menjaga kawasan tersebut.

Menurut Bambang, jika hal hal itu dilakukan, akan ada nilai tambah seperti yang halnya fungsi dari hutan mangrove yang tidak sebagai penyelamat ekosistem pantai, namun juga bisa dijadikan obyek wisata.

“Kita lagi merancang konsep wisata keluarga di kawasan tersebut. Untuk desain seperti apa, nanti kita bahas. Yang penting masyarakat mengenal lingkunganya sehingga bisa menjaga,” katanya.

Sementara itu, Camat Rungkut Irvan Widayanto, menambahkan kawasan pantai timur Surabaya nantinya akan disulap menjadi obyek wisata keluarga dan obyek penelitian bagi pelajar dan mahasiswa.

“Diharapkan nantinya wisata ini dapat dikunjungi masyarakat setiap akhir pekan atau hari libur lainya,” katanya.(*)



Sumber: Indosmarin

Sabtu, 26 Juli 2008

Jaga Ekosistem, Pemkot Surabaya Tanam 15 Ribu Mangrove

Sabtu, 26/07/2008 12:03 WIB
Jaga Ekosistem, Pemkot Surabaya Tanam 15 Ribu Mangrove
Rois Jajeli - detikSurabaya



Surabaya - Memperingati Hari Mangrove international, Pemkot Surabaya bersama mahasiswa, dan elemen masyarakat lainnya melakukan penanaman pohon Mangrove. Penanaman sekitar 15 ribu pohon mangrove ini dilakukan di pesisir Pantai Wonorejo Surabaya, Sabtu (26/7/2008).

Walikota Surabaya Bambang DH mengatakan data yang diperolehnya, di dunia terdapat sekitar 18 juta hektar hutan mangrove. Dari nilai tersebut, 4,5 juta hektar-nya berada di Indonesia. Namun, Kerusakan hutan mangrove yang terbesar juga di Indonesia.

"Sejak tahun 1992, kerusakannya mencapai sekitar 12 persen lebih sehingga sekarang sisa 3,5 juta hektar hutan mangrove," ujar Bambang DH kepada wartawan usai melakukan penanaman pohon mangrove di pesisir pantai di Wonorejo Surabaya.

Yang menggembirakan, di Surabaya kata Bambang DH, informasi yang didapatnya dari Yayasan Kutilang, di kawasan hutan mangrove di Wonorejo itu terdapat 140 spesies burung dan terbesar di pulau Jawa. Dari 140 spesies tersebut, 84 spesies menetap, 12 diantaranya dilindungi dan 44 migran.

"Ini patut kita syukuri. Kalau lingkungannya makin bagus mudah-mudahan keragaman spesies burung bisa terjaga," tuturnya.

Hutan mangrove di Wonorejo itu selain menjadi konservasi, kawasan hutan mangrove di Surabaya Timur ini juga akan dijadikan sebagai tempat wisata.

"Ada nilai tambah seperti yang kita lihat di beberapa tempat, hutan mangrove tidak saja untuk menyelamatkan ekosistem pantai, tapi juga bisa menjadi obyek wisata," jelasnya.

Untuk melakukan penanaman pohon mangrove, Walikota Surabaya, mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya harus menumpang perahu menyisiri sungai di Wonorejo untuk sampai di pesisir pantai.

Di lokasi penanaman pohon mangrove juga terdapat pos pemantau hutan mangrove dari Forum Kemitran Polisi dan Masyarakat (FKPM) Nirwana Rungkut.

"Kita ingin menjaga jangan sampai hutan mangrove dirusak oleh orang yang tidak bertanggungjawab," ujar Ketua FKPM Nirwana Rungkut, Joko Suwondo.
(bdh/bdh)

Sumber: detikcom

Jumat, 25 Juli 2008

Artikel mangrove dari harian Surya dan Suara Surabaya

Besok, Wisata Hutan Mangrove Dibuka untuk Umum

SURABAYA - Surabaya kini memiliki satu lagi obyek wisata pantai, yakni hutan mangrove (bakau) di Kelurahan Wonorejo Kecamatan Rungkut. Obyek wisata tersebut dibuka untuk umum mulai Sabtu (26/7) besok. “Hutan mangrove memiliki potensi tak hanya tempat pelestarian keanekaragaman hayati, tapi bisa menjadi tempat wisata edukasi,” kata Camat Rungkut Irvan Widiyanto, Kamis (24/7).

Dipilihnya tanggal 26 Juli sebagai peresmian, lantaran bertepatan dengan Hari Mangrove se-dunia. Nantinya, lokasi seluas lima hektare itu juga akan menjadi pusat penelitian.

Terkait infrastrukturnya, kini dilakukan beberapa pembenahan. “Untuk perbaikan akses jalan menuju lokasi ditangani DPKPPK (Dinas Perikanan Kelautan Peternakan Pertanian dan Kehutanan),” ungkapnya.
Selain itu, untuk mengurangi aksi kejahatan juga didirikan pos pantau hasil swadaya masyarakat setempat. Ada pula gazebo luas untuk tempat lesehan.

“Gagasan semacam ini untuk menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian mangrove dan keanekaragaman hayati di sana. Selama ini yang sering terjadi adalah penjarahan. Akibatnya banyak kerusakan yang akhirnya merugikan manusia itu sendiri,” jelas Irvan.

Untuk menunjang pariwisata Hutan Mangrove Wonorejo (muara Sungai Jagir Wonokromo), disediakan 20 perahu karet yang merupakan sumbangan PT HM Sampoerna dan Bank Jatim. “Dalam pencanangan nanti sekaligus akan dilakukan penanaman 15.000 bibit mangrove sebagai bentuk peremajaan hutan,” katanya.

Pembukaan Hutan Mangrove Wonorejo sebagai kawasan wisata sekaligus sebagai embrio Mangrove Center di Pulau Jawa. Berdasarkan penelitian Yayasan Kutilang Indonesia keanekaragaman hayati di Hutan Mangrove Wonorejo tercatat paling banyak di antara hutan mangrove lain di Pulau Jawa.

Sayangnya kondisi hutan ini kini tinggal 60 persen. Sebanyak 40 Persen dari total 1.180 hektare lahan yang ditanami mangrove rusak akibat pembalakan. Untuk membangkitkan kesadaran pelestarian mangrove, Wali Kota Surabaya Bambang DH tak tanggung-tanggung bakal menjadikan hutan ini sebagai konservasi mangrove serupa Balai Pengelolaan Hutan Mangrove di Denpasar Bali. Bahkab kerjasama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency) juga tengah dijajaki. Departemen Kehutanan juga merespons baik usulan tersebut.

Taken from Surya, Jul 25, 2008


Hutan Mangrove Wonorejo Bakal Jadi Wisata Keluarga

Masyarakat tiap minggu dapat mengunjungi wisata hutan bakau di Wonorejo. Pasalnya, mulai tahun depan semua fasilitas pendukung sudah disiapkan sehingga anggota keluarga dapat menjadikan hutan bakau sebagai tempat alternatif liburan.

Tempat ini akan dilengkapi bicycle track dari Gunung Anyar hingga Sukolilo dengan jarak sekitar 15 km. Hal tersebut disampaikan SAMSUL ARIFIN Kepala Dinas Perikanan, Kelautan, Peternakan, Pertanian, dan Kehutanan Kota Surabaya pada suarasurabaya.net, Jumat (25/07). Masyarakat dapat melihat aktivitas burung yang beterbangan di hutan mangrove dari gazebo.

IRVAN camat Rungkut menambahkan, saat ini gazebo sudah jadi. Tingginya dua meter dari permukaan air laut saat gelombang pasang.

Hutan bakau Wonorejo, menurut IRVAN, dapat dijadikan obyek wisata. “Masyarakat dapat memancing, bersepeda bersama anggota keluarga, konservasi alam, menaiki perahu, pusat pengetahuan tumbuhan dan hewan, serta dijadikan tempat peristirahatan,” tambahnya.

Saat ini, lanjut IRVAN, masyarakat tidak begitu banyak yang peduli terhadap hutan bakau. “Buktinya banyak sampah yang berada di hutan mangrove. Kebiasaan membuang sampah ke sungai perlu dihindari. Serta gelombang pasang akibat masih sedikitnya pohon bakau untuk menahan dari serangan gelombang pasang laut,” ujarnya.

Taken from www.suarasurabaya.net, Jul 25, 2008