Rabu, 24 Februari 2010

Artikel dari Blog

Potensi Wisata Alam Surabaya

Kota Surabaya yang selama ini dikenal belum mempunyai potensi Wisata Alam, pupus sudah pernyataan tersebut. Kawasan Bozem Wonorejo dan pantai mangrove (bakau), daerah timur Kota Surabaya adalah bukti adanya potensi Wisata Alam yang baru.

Bozem yang dibangun oleh Dinas P U dan Pematusan, selain difungsikan sebagai bendungan, dapat dimanfaatkan sebagai wisata air dan ekowisata. Ide untuk mengembangkan wisata air tersebut, sebagai upaya untuk memanfaatkan bozem atau waduk dalam skala kecil di Wonorejo, yang selama ini digunakan untuk mengendalikan banjir.

Dua bozem Wonorejo, masing-masing seluas 8.000 m², akan dilengkapi dengan sarana yang menunjang wisata air, contohnya alat pancing dan perahu. Dinas Pertanian dan Perairan Kota Surabaya juga menebar benih bandeng (nener) di bozem tersebut. Benih yang disebar ± 40.000 ekor dimaksudkan untuk mendukung wisata air, khususnya memancing di bozem tersebut. Walikota Surabaya sangat mendukung tentang ide pelaksanaan untuk memanfaatkan bozem sebagai tempat Wisata Alam.

Hutan Mangrove

Tidak hanya bozem Wonorejo saja yang dimanfaatkan sebagai potensi Wisata Alam, Hutan Mangrove yang ada di Kota Surabaya pun dijadikan tempat wisata. Memang masih terdapati beberapa kendala akan dana dan pembebasan lahan, mengingat banyak lahan mangrove yang sudah banyak dimiliki oleh pengembang lain. Semoga lancar dalam pembebasan lahan tersebut, berharap agar Kota Surabaya tidak hanya dikenal sebagai Kota Wisata Belanja, namun juga terkenal dengan Wisata Alam-nya.

Keberadaan Hutan Mangrove (bakau) di muara Kali Wonorejo menjadikan ekosistem di sana menjadi lebih baik, indah dan menyenangkan. Berbagai mahluk hidup, ikan dan sejenisnya akan menjadi makanan burung kuntul dan burung-burung lainnya. Diharapkan mereka berkumpul sepanjang hari dan menjadikan kawasan mangrove (bakau) itu sebagai tempat tinggalnya.

Daripada outbond di luar kota yang akan menelan biaya besar, mengapa tidak kita manfaatkan Wisata Alam di Surabaya ini untuk kegiatan outbond? Lebih hemat dan lebih leluasa karena berada di dalam Kota Surabaya.

Sumber :

http://kerockan.blogspot.com/2010/02/potensi-wisata-alam-surabaya.html

http://b08043115.wordpress.com/

Artikel dari Blog kamissore

24 February 2010

Menikmati Wisata Alam di Surabaya


Kota Surabaya yang selama ini dikenal belum mempunyai potensi Wisata Alam, pupus sudah pernyataan tersebut. Kawasan Bozem Wonorejo dan pantai mangrove (bakau), daerah timur Kota Surabaya adalah bukti adanya potensi Wisata Alam yang baru.

Bozem yang dibangun oleh Dinas P U dan Pematusan, selain difungsikan sebagai bendungan, dapat dimanfaatkan sebagai wisata air dan ekowisata. Ide untuk mengembangkan wisata air tersebut, sebagai upaya untuk memanfaatkan bozem atau waduk dalam skala kecil di Wonorejo, yang selama ini digunakan untuk mengendalikan banjir.

Dua bozem Wonorejo, masing-masing seluas 8.000 m², akan dilengkapi dengan sarana yang menunjang wisata air, contohnya alat pancing dan perahu. Dinas Pertanian dan Perairan Kota Surabaya juga menebar benih bandeng (nener) di bozem tersebut. Benih yang disebar ± 40.000 ekor dimaksudkan untuk mendukung wisata air, khususnya memancing di bozem tersebut. Walikota Surabaya sangat mendukung tentang ide pelaksanaan untuk memanfaatkan bozem sebagai tempat Wisata Alam. Untuk mencapai tempat ini tidak susah, selain menggunakan kendaraan pribadi bisa juga menggunakan rental mobil Surabaya sebagai pilihan yang nyaman.

Hutan Mangrove

Tidak hanya bozem Wonorejo saja yang dimanfaatkan sebagai potensi Wisata Alam, Hutan Mangrove yang ada di Kota Surabaya pun dijadikan tempat wisata. Memang masih terdapati beberapa kendala akan dana dan pembebasan lahan, mengingat banyak lahan mangrove yang sudah banyak dimiliki oleh pengembang lain. Semoga lancar dalam pembebasan lahan tersebut, berharap agar Kota Surabaya tidak hanya dikenal sebagai Kota Wisata Belanja, namun juga terkenal dengan Wisata Alam-nya.

Keberadaan Hutan Mangrove (bakau) di muara Kali Wonorejo menjadikan ekosistem di sana menjadi lebih baik, indah dan menyenangkan. Berbagai mahluk hidup, ikan dan sejenisnya akan menjadi makanan burung kuntul dan burung-burung lainnya. Diharapkan mereka berkumpul sepanjang hari dan menjadikan kawasan mangrove (bakau) itu sebagai tempat tinggalnya.

Daripada outbond di luar kota yang akan menelan biaya besar, mengapa tidak kita manfaatkan Wisata Alam di Surabaya ini untuk kegiatan outbond? Lebih hemat dan lebih leluasa karena berada di dalam Kota Surabaya. Untuk sedikit nyaman kita bisa menggunakan rental mobil Surabaya sebagai alternatif setelah kendaraan pribadi.

tugupahlawan.com
Sumber: Kamissore

Minggu, 21 Februari 2010

Tulisan dari Blog pratapapa81

Berikut ini adalah tulisan dari sebuah blog yang cukup menarik mengenai pengalaman penulis di Wonorejo.Anda bisa buka sumber aslinya di sini.

Oleh-oleh Dari Surabaya

Datang sebagai juri di Surabaya kemaren sebenarnya bukan satu-satunya alasan aku meluncur ke sana. Tapi karena saking kepinginnya berburu burung air di Wonorejo yang sudah kondang ngaloka itu. Ehh… ternyata lokasi lomba nggak di Wonorejo tapi di Gunung Anyar. Bener-bener di luar perkiraanku, karena burung di sana sangat jual mahal. Susahnya minta ampun dimintai foto. Tapi ya sudahlah, kalo dipikir-pikir lumayan juga dapat dua jenis baru: Mandarpadi Sintar dan Trinil Rawa.

Sabtu, 20 Februari 2010

Menyusuri Belantara Mangrove Pamurbaya

Menyusuri Belantara Mangrove Pamurbaya

Keanekaragaman hayati yang ada begitu memukau. Tak salah bila tempat ini tumbuh jadi wahana ekowisata andalan Kota Surabaya.

Dari beberapa penilitian diperoleh data kelayakan pengembangan wilayah di Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya). Ditambah misi awal untuk mengembalikan hutan mangrove akibat penebangan liar. Hingga misi ini akhirnya berkembang menjadi konsep ekowisata. Konsep ekowisata Hutan Mangrove Wonorejo, disamping menjaga dan mengembalikan hutan mangrove, juga ada pendidikan, pelatihan dan pengelolaan hutan mangrove yang berkesinambungan.

Pengembangan ini berdasar pada kajian menyeluruh dari berbagai aspek mengenai kondisi Hutan Mangrove (hutan bakau) di Pamurbaya. Sehingga nantinya diperoleh informasi guna melandasi kebijakan pengelolaan dan pengembangan kawasan ini di masa mendatang.

Maka di atas lahan seluas seluas 871 hektar yang masuk wilayah Medokan Ayu, Gunung Anyar dan Wonorejo, terus dilakukan penghijauan berupa penanaman pohon mangrove. Serta ditambah dengan upaya pelestarian habitat satwa yang diketahui dapat tinggal di hutan mangrove.

Menurut informasi Ahmad Suwandi, sumber EastJava Traveler selaku Direktur program YAPPIKM (Yayasan Penguatan Partisipasi Inisiatif dan Kemitraan Masyarakat) menjelaskan, di dalam kawasan hutan mangrove terdapat jenis Flora, yakni 8 spesies mangrove di Wonorejo, 12 di Medokan Ayu, 9 di Gunung Anyar. Sebaran mangrove terkonsentrasi dan tersebar, sangat ideal bagi zonasi kawasan. Sedangkan untuk Fauna, yakni burung hingga sementara ini sudah didata ada sebanyak 137 spesies, serangga tercatat 53 spesies, mamalia tercatat 7 spesies, herpetofauna ada 10 spesies, ikan ada 18 spesies, dan crustaceae 7 spesies.

Mengetahui potensi keanekaragaman hayati yang ada pada kawasan ini, sehingga kemudian dikembangkan sebagai wilayah konservasi dengan bentuk kawasan lindung. Di dalam pengelolaannya di bawah naungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bekerjasama dengan beberapa instansi serta LSM terkait.

Keberadaannya pun kelak diharapkan dapat mendukung prosentase keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Surabaya, mengakomodasi keberadaan sempadan sungai, kawasan pasang surut dan tanah timbul sebagai bagian dari kawasan konservasi. Nantinya memungkinkan keterlibatan unsur masyarakat, akademisi, swasta dan pemimpin informal di masyarakat sebagai pemangku kepentingan dalam pengelolaannya.

Terkait dengan potensi yang di dalam wilayah hutan mangrove Pamurbaya, dalam sebuah kesempatan Walikota Surabaya Bambang Dwi Hartono mengaku bangga dan tertantang untuk terus mengembangkan wilayah Pamurbaya. “Ini patut disyukuri, mudah-mudahan dengan pemeliharaan dan konservasi yang benar dan bagus, keberagaman spesies burung tersebut dapat terus lestari,” ujarnya.

Bambang DH juga mengatakan, jika kawasan ini dapat dikelola dan dikembangkan lebih baik lagi menjadi kawasan wisata keluarga yang tidak sekedar menikmati hutan mangrove saja, tetapi sekaligus mengenal berbagai jenis spesies mangrove, dan habitat satwa yang ada temasuk aneka spesies burung. Baik dari sisi ekowisata, riset, dan pendidikan lingkungan hidup harus ada. Khususnya bagi masyarakat umum.

Ekowisata Mangrove
Sejak diresmikan sebagai Wisata Mangrove Pamurbaya oleh Walikota Surabaya Bambang DH pada 1 Januari 2010 lalu, hutan mangrove langsung jadi serbuan para wisatawan dan peneliti.

Selain rasa penasaran dan keindahan alam yang dapat dirasakan, selama perjalanan pengunjung dapat memperoleh banyak pengalaman menarik dari sebuah penjelajahan wisata alam ini. Terutama pada sisi edukasi alam sesuai dengan konsep ekowisata yang diterapkan.

Wisata alam itu kini pengelolaannya dipegang Lembaga Ekowisata Wonorejo dan Forum Komunikasi Polisi Masyarakat (FKPM) Nirwana Eksekutif, Wonorejo, Kecamatan Rungkut.

Untuk bisa menikmati pemandangan hutan ekosistem hutan mangrove dapat dilakukan dengan dua cara, pertama dengan melewati jalur track atau jalan setapak yang dibuat oleh petani tambak setempat untuk menuju hutan mangrove. Kedua, menggunakan jalur pantai dengan perahu atau boat yang dapat disewa dari dermaga dekat Bozem Wonorejo.

Di perjalanan jalur pantai, selain bisa menikmati segarnya hawa pesisir, pengunjung bisa berkeliling menyusuri kawasan pantai berhutan bakau. Pengelola telah menyiapkan sebuah perahu motor berkapasitas maksimal 20 orang untuk mencapai lokasi hutan mangrove. Untuk pengamanan, pengelola juga menyediakan pelampung dan fasilitas wisata lainnya.

Perahu yang disewa-kan tersebut biasanya bergerak mulai dari dermaga Sungai Wonorejo menuju Selat Madura. Para pengunjung bisa menikmati rimbunnya hutan mangrove, burung-burung yang beterbangan dan hinggap di ranting-ranting pohon mangrove. Selain itu kita dapat mengetahui kekayaan alam yang ada.

Salah satu contoh yang ada di kawasan Pamurbaya juga terdapat Ekowisata Mangrove Wonorejo (EWM) yang menjual rehabilitasi, edukasi, dan rekreasi. Pengelola juga menyediakan sistem paket untuk jalur wisata. Yakni paket wisata lengkap dengan konsumsi.

Untuk makanan khas warga Desa Wonorejo, akan menyiapkan bandeng lempung, sirup yang terbuat dari buah mangrove dan berbagai aneka makanan dari buah mangrove. Bahkan juga disiapkan cinderamata berupa kerajinan batik dengan motif mangrove dengan berbagai corak yang menarik. Namun, bila Anda tak ingin memanfaatkan jasa paket, akan dikenai biaya naik perahu senilai Rp 20 ribu per orang dewasa dan Rp 10 ribu per anak-anak.

Akses mencapai lokasi cukup mudah dituju. Warga masyarakat harus menempuh jarak sekitar lima kilometer dari Jembatan MERR II-C yang ada di kawasan Pondok Nirwana atau Stikom Surabaya. Dari jembatan itu, pengunjung berjalan ke arah timur melewati IPH School, pangkalan taksi Orenz, hingga menemui penunjuk arah menuju Ekowisata Mangrove Wonorejo. Jarak tempuh dari titik itu hingga ke lokasi sekitar 3 kilometer.

Setelah mengikuti jalur itu, pengunjung akan menemui jalan makadam hingga menjumpai Boezem Wonorejo. Jalan itu dapat ditempuh dengan berbagai macam jenis kendaraan, baik sepeda motor maupun mobil. Hanya saja, perlu jadi catatan jika musim hujan jalannya sulit dilalui. Karena masih belum dibuat jalan makadam dari akses itu. Sepanjang perjalanan Anda, akan merasakan nikmatnya pemandangan pepohonan dan danau tambak yang menghampar di kanan kiri kita lengkap sepoi angin menyapa.

Untuk mengetahui kekayaan alam di Hutan Mangrove Wonorejo, pengunjung harus menyusuri dengan menggunakan perahu. Selama berada di perahu, tamu akan dipandu pemandu wisata dari pemuda-pemudi karang taruna setempat. Dari dermaga Bozem Wonorejo, perjalanan perahu hingga sampai di tempat berlabuh di pos pantau hutan mangrove lama perjalanan adalah sekitar 20 menit.

Hanya saja lantaran Ekowisata Mangrove Wonorejo ini dibilang masih baru, tak salah bila saat kita berkunjung ke sana dapat dijumpai adanya beberapa kekurangan. Berupa sarana fasilitas pendukung bagi kenyamanan pengunjung. Seperti tersedianya dermaga yang layak untuk wisatawan, tempat duduk untuk menunggu perahu bersandar, mulusnya akses jalan, rest area, dan lahan parkir kendaraan yang teduh.

Sembari menunggu beberapa pembenahan di beberapa sektor lainnya, pihak pemerintah dalam hal ini melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya berupaya maksimal untuk gencar melakukan promosi. Dari hasil ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan ke Ekowisata Mangrove.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan, pihaknya akan membantu pihak-pihak terkait yang ada di Kecamatan Rungkut selaku pengelola dan pemeliharan wisata mangrove, dukungan itu berupa promosi secara terus-menerus tentang ekowisata mangrove yang ada di wilayah ini.

“Kami akan mencoba mempromosikan wisata mangrove dengan menarik wisata kapal pesiar yang memang ada rute di Indonesia. Kami berupaya untuk memasukkannya ke Surabaya dengan akses jalur Pantai Timur Surabaya,” kata Wiwiek dalam sebuah kesempatan pada para wartawan.

Selain itu, kata Wiwiek, pihaknya juga akan melakukan promosi lainya di bidang seni dan budaya. Harapannya ke depan di wisata bakau tersebut akan sering diadakan kegiatan seni budaya sehingga bisa menarik pengunjung atau para wisatawan. “Tentunya promosi ini juga harus diimbangi dengan kegiatan seperti pengoptimalan dan penyediaan infrakstruktur lainnya,” tambahnya.

Pelepasan Kera
Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga keseimbangan hayati dan minat wisatawan berkunjung Ekowisata Hutan Mangrove Pamurbaya. Selain dengan terus meningkatkan populasi mangrove, penjagaan spesies flora maupun fauna lainnya yang tinggal di sana. Juga ada sebuah upaya kepedulian lingkungan hidup, salah satunya dengan pelepasan kera di dalam hutan.

Habitat kera di dalam kawasan hutan mangrove Wonorejo sebenarnya sudah ada, tetapi populasinya dalam jumlah kecil. Kera yang ada adalah jenis kera laut atau kera berekor panjang. Maka, agar tidak punah, instansi di Kecamatan Rungkut beberapa waktu lalu melepas kera ekor panjang ke konservasi wisata hutan mangrove di Wonorejo.

Upaya ini juga mendapat dukungan dan perhatian dari Walikota Surabaya Bambang DH, dengan melakukan pelepasan kera ke hutan mangrove. “Kera yang kami lepas ini sudah jinak, jadi pengunjung tak perlu takut karena kera-kera itu mudah bersahabat dengan siapa saja,” ujar Bambang.

Terkait dengan upaya pelestarian di wilayah konservasi ini, Camat Rungkut Irvan Widiyanto berharap agar masayarakat yang berada di sekitar kawasan konservasi wisata hutan mangrove, ikut menjaga dan melestarikan ekosistem kera maupun tanaman mangrove yang ada. Keberadaan hutan mangrove ini menyedot kedatangan 147 spesies burung.

Dari 84 spesies burung yang diketahui menetap di Pamurbaya, 12 spesies termasuk jenis yang dilindungi. Jenis burung tersebut tidak hanya burung air seperti kuntul perak, pecuk hitam, mandar padi, mandar batu, dan kowak malam, karena kawasan itu jadi tempat persinggahan ribuan burung migran setiap tahun. Ada 44 jenis burung migran yang singgah di Pamurbaya, terutama berasal dari Australia menuju Eropa.

m. ridloi | foto : wt atmojo

Artikel tertanggal 20 Februari 2010 ini diambil dari eastjavatraveller

Jumat, 19 Februari 2010

Kabar dari Antara

Jumat, 19 Februari 2010

Seribu Penderita Kusta Tanam Bakau

Surabaya (ANTARA News) - Sedikitnya seribu penderita penyakit kusta memperingati Hari Kusta se-Dunia dengan menanam bakau di areal Ekowisata Mangrove, Wonorejo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu.

Peringatan Hari Kusta se-Dunia itu dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Wali Kota Surabaya Bambang D.H., para pejabat di lingkungan Pemprov Jatim, dan Pemkot Surabaya, serta para petinggi TNI/Polri.

"Saya bangga bisa berkumpul dengan para penderita kusta. Mereka ternyata punya kepercayaan diri dan memiliki sejumlah keterampilan," kata Wagub Jatim.

Menurut dia, kegiatan tersebut perlu dilestarikan untuk menghilangkan stigma dan anggapan negatif terhadap para penyandang kusta.

Ia mengemukakan, penderita kusta di Indonesia setiap tahunnya mencapai sekitar 17.000 orang dan menduduki peringkat ketiga sedunia, sedangkan Jatim menyumbang 30 persen dan menduduki peringkat pertama nasional.

"Kalau gubernur, wakil gubernur, wali kota, TNI Polri atau masyarakat umum menanam mangrove itu sudah biasa dan umum. Tapi kalau penderita kusta ikut menanam, baru itu luar biasa," kata Wagub didampingi istrinya, Ummu Fatma Saifullah Yusuf.

Oleh sebab itu, dia meminta kepada para penderita kusta untuk tidak merasa rendah diri dalam bergaul dengan masyarakat. "Karena kalau hidup kita bermanfaat bagi orang lain, itu lebih mulia daripada orang lain. Dan juga saya berpesan kepada masyarakat di Jatim apabila ada yang menemukan gejala penyakit kusta segera membawanya ke rumah sakit," katanya.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Mandiri Kusta Indonesia (Permata) Bahrul Fuad, mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk mengahapus stigma dan pandangan negatif masyarakat terhadap penderita kusta.

Kegiatan itu juga untuk memperlihatkan kemampuan para penderita penyakit kusta. "Kami berharap masyarakat tidak takut lagi dengan kusta. Kami juga ingin masyarakat berkarya bersama penderita kusta tanpa ada membeda-bedakannya," katanya.


Sumber: ANTARA News (Minggu, 31 Januari 2010 16:27 WIB)

Jumat, 12 Februari 2010

Artikel dari Sayurbayam

Jalan-jalan ke Hutan Mangrove Surabaya

Meski pembangunan Surabaya Timur terus menggeliat, bukan berarti aspek lingkungan hidup diabaikan begitu saja.

Justru yang sekarang dilakukan Pemkot Surabaya adalah terus menghijaukan kawasan Pamurbaya yang dinyatakan sebagai kawasan konservasi.

Maka di atas lahan seluas seluas 871 hektare yang masuk wilayah Kecamatan Sukolilo, Rungkut, Gunung Anyar dan Mulyorejo, terus dilakukan penghijauan berupa penanaman pohon mangrove.

Setiap tahun ditargetkan penanaman pohon mangrove mencapai 50 ribu batang, dengan luasan mencapai 10 hektare.

Dengan potensi yang sangat luar biasa, tidak heran perhatian Pemkot Surabaya terhadap kawasan Pamurbaya ini cukup besar.

Pernah dilakukan kegiatan bersih-bersih sampah dan penanaman pohon mangrove yang dipusatkan di kawasan Wonorejo, Kecamatan Rungkut.

Selain Pemkot Surabaya, kegiatan ini mendapatkan dukungan dari berbagai pihak di antaranya Gubernur Soekarwo yang juga hadir, Wali Kota Surabaya Bambang D.H. bersama jajarannya, Korem 084 BJ, Kodim Surabaya Timur, Menbanpur 1 Marinir, Satbrimob Polda Jatim, Polwiltabes Surabaya, serta siswa SMA dan mahasiswa. Tidak kurang 2000 peserta ikut dalam kegiatan tersebut.

Bambang menuturkan, pemkot sudah berusaha meminta kesadaran warga kota untuk tidak mengotori daerah aliran sungai. Namun, sampah tersebut tetap ada karena berasal dari daerah pegunungan di wilayah Malang (hulu).

“Kami berharap dukungan warga Jatim terkait upaya penghijauan kawasan Pamurbaya karena mengandalkan warga Surabaya, tidak optimal,” katanya.

Kepala Bappeko, Tri Rismaharini, mengatakan, kepedulian warga Surabaya dalam membersihkan sampah dan menanam mangrove, dimaksudkan untuk mencegah terjadinya “global warming” atau pemanasan global. Ini bisa menjadi alternative wisata bagi Surabaya.

“Kawasan pantai timur seperti ini rentan terhadap imbas perubahan iklim, karena langsung berhadapan dengan laut. Sedangkan yang lainnya, masih ada pulau yang menghalanginya, misal, bagian utara yang terhalang Pulau Madura,” ujarnya.

Untuk itu, kata dia, pihaknya saat ini juga membangun proyek MIC (Mangrove Information Center) dengan anggaran sebesar Rp3 miliar untuk keperluan penelitian dan program edukasi seputar mangrove.

Yah, ini bisa menjadi wisata alternatif nantinya sembari membangun Surabaya. Bagi Anda yang tertarik bisa mengunjungi dengan menggunakan kendaraan sendiri atau menyewa mobil Surabaya.

leisure.id.finroll.com

Sumber: Sayur Bayam

Rabu, 10 Februari 2010

Artikel dari mykejeanneta.multiply.com

Di Surabaya ternyata masih ada tempat yang hijau royo-royo lho!

Wisata Alam alternative di pinggir kota Surabaya yang berbatasan dengan laut/selat Madura. Menyusuri sungai yang menuju hilir sungai dan bermuara ke selat Madura yang mulai rimbun dengan tanaman mangrove. Kabarnya ada 18 habitat burung yang ada disana baik yang migran dan memang penghuni hutan mangrove. Bisa mancing di laut atau di tambak nelayan, tapi yang di tambak tidak gratis...bayar ya... kasihan nelayannya kalo tidak diganti ikan Bandengnya.

Ayo berkunjung kesana, jangan ketinggalan.

Februari 2010
Foto dan teks ©2010 Myke Jeanneta

Banyak tambak ikan bandeng sepanjang jalan menuju hutan mangrove.

Penunjuk jalan menuju WonorejoJalannya masih berupa jalan tanah, kalau musim hujan jalannya becek dan berlumpur.

Di Pinggir Tambak Ikan
Viewnya lumayan bagus, hijau royo-royo oleh rumput.

Bibit mangrove
Menyiapkan bibit mangrove untuk ditanam di sekitaran muara sungai, karena masih banyak lahan yang gundul karena abrasi air laut dan rusak oleh tangan manusia.

Keadaan di sekitar muara sungai
Sisa penebangan mangrove. namun disisi lain mulai ditanami mangrove lagi.

Mangrove muda
Tanaman mangrove muda rapi tertanam.

Fasilitas wisata
Kalau mau menyusuri sungai sampai ke muara, naik perahunya dari sini.


Perahu

Siap mengantar samapai muara dan siap mengantar kembali ke dermaga setelah puas menikmati hijaunya hutan mangrove.

Pos Pantau

Di muara sungai didirikan gazebo yang fungsinya sebagai pos pantau. Bisa dimanfaatkan pengunjung juga untuk bersantai sambil menikmati semilir angin laut, melihat burung bercengkrama, dan aktivitas nelayan lainnya.

Tambak di dalam hutan mangrove
Ada tambak ikan juga, di tengah hutan magrove.

Sumber: mykejeanneta.multiply.com

Senin, 08 Februari 2010

Artikel pelepasan Burung di mangrove Wonorejo

Hutan mangrove Wonorejo Dapat Tambahan Penghuni 30 Burung Tekukur

[ Senin, 08 Februari 2010 ]

WONOREJO - Hutan mangrove Wonorejo terus menambah koleksi satwanya. Setelah beberapa waktu lalu mendapat sumbangan 14 kera laut, kemarin hutan bakau di pesisir timur Surabaya itu kembali memperoleh tambahan penghuni. Yakni 30 burung tekukur atau dekuku.

Burung-burung tersebut merupakan sumbangan PT United Tractors yang ikut memberikan perhatian terhadap kemurnian alam kawasan Ekowisata Mangrove Wonorejo. Pelepasan 30 burung tersebut dilakukan karyawan perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan alat-alat berat itu. Selain itu, mereka juga menanam seribu bibit pohon mangrove berjenis tanjang.

''Ini adalah bukti bahwa kami sangat peduli terhadap lingkungan,'' ungkap P. Imam Pambudi, branch manager PT United Tractors yang datang bersama 40 karyawan perusahaan tersebut.

Imam mengatakan, pihaknya tidak akan segan-segan membantu pelestarian lingkungan. Apalagi yang masih alami seperti di Wonorejo. Sebab, di samping sebagai tanggung jawab institusi, mereka juga ikut mendukung program pemkot dalam melestarikan lingkungan. Intinya, PT United Tractors akan melakukan apa pun untuk kebaikan lingkungan.

Pengelola Ekowisata Mangrove Wonorejo sangat menyambut kepedulian berbagai pihak yang ikut berpartisipasi menjaga kawasan hutan mangrove.

''Kami menyambut dengan tangan terbuka, siapa saja dan dari pihak mana saja yang ingin melestarikan lingkungan di hutan ini. Kawasan ini memang milik kita bersama. Maka, mari kita lestarikan bersama,'' ujar Djoko Suwondo, koordinator pengelola Ekowisata Mangrove Wonorejo.

Djoko menambahkan, ekowisata di Wonorejo itu akan terus dikembangkan. Bisa saja suatu saat dibuat penginapan-penginapan di sekitar kawasan itu. Misalnya, di sekitar pos pantau. Cara begitu dapat menambah daya tarik dan kunjungan wisatawan.

''Itu memang salah satu rencana jangka panjang kami,'' ungkap pria kelahiran 13 Oktober 1950 tersebut.

Ekowisata Mangrove Wonorejo telah menjadi tempat wisata alternatif bagi warga Surabaya. Kemarin, mulai pukul 09.00 hingga pukul 12.00 saja, tak kurang dua ratus orang berkunjung ke sana. Meski demikian, fasilitas dan kemasan tempat wisata alam itu memang harus terus dibenahi.

''Kami menyadari tempat ini masih jauh dari ideal. Karena itu, kami pun akan terus berusaha untuk memperbaiki dan menambah fasilitasnya,'' tandas Djoko. (rio/ari)

Sumber: JawaPos

Satpam-Pembantu Diadu

Cerdas Cermat Keamanan
SURABAYA-SURYA - Keluguan Satpam dan para pembantu rumah tangga (PRT) kerap dimanfaatkan penjahat untuk menjarah warga. Mencegah ini, warga Perum Nirwana Eksekutif punya ide brilian, yakni menggelar cerdas cermat Satpam dan PRT seputar keamanan.
Ide pengurus Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) Perumahan Nirwana Eksekutif di Wonorejo, Kecamatan Rungkut, ini diwujudkan dengan mengumpulkan para Satpam dan PRT di RW VI. Cerdas cermat digelar di Taman Gazebo, Minggu (7/2).

Tentu saja lomba ini berlangsung seru. Barangkali ini lomba cerdas cermat satpam-PRT yang pertama di Indonesia. Ada delapan regu yang ikut lomba. Masing-masing regu terdiri dari satu satpam dan dua PRT. Masing-masing regu membawa suporter lengkap dengan yel-yel-nya. Tepuk tangan riuh mulai bergema sejak sesi perkenalan peserta.

Usai perkenalan, lomba yang dibuka Kapolwiltabes Surabaya, Kombes Pol Ike Edwin, itu dilanjutkan dengan rangkaian pertanyaan yang dibagi menjadi dua jenis, yakni pertanyaan khusus untuk PRT dan kemudian Satpam.

“Setiap PRT wajib mengetahui nomor telepon majikan dan Pos Satpam, betul atau salah?” tanya pembawa acara kepada regu D. “Betul, sangat betul, Pak,” jawab Kistiyani bersemangat. Dewan juri yang terdiri dari Wakapolres Surabaya Timur Kompol Riswanto, Kabag Bina Mitra Polres Surabaya Timur Kompol Rakidu, dan Camat Rungkut Irvan Widyanto, sepakat membenarkan jawaban regu D.

Bagi PRT seperti Kistiyani, cerdas cermat ini menambah pengetahuan dan wawasan terkait pekerjaan. “Apalagi tadi juga diberi penjelasan Pak Polisi, jadi tambah mengerti,” ujarnya.

Demikian pula Satpam Ashari dari regu C terlihat berbinar-binar matanya. “Bisa menambah wawasan. Lewat acara ini, tentu koordinasi dengan warga semakin mudah karena sudah saling memahami tugas masing-masing,” ujarnya.

Setiap kali ada peserta menjawab, ada petugas yang memberikan penjelasan. Bahkan, Kapolres Surabaya Timur, AKBP Samudi, juga sempat memaparkan jawaban yang belum dimengerti. “PRT dan Satpam ini sangat membantu tugas polisi,” katanya.

Lomba ini juga dimanfaatkan kapolwiltabes untuk mengenalkan diri kepada warga. Ike hadir bersama istri dan anaknya. AKBP Samudi juga tak mau ketinggalan memperkenalkan istrinya kepada warga.

Meski arena lomba diguyur hujan deras, acara tetap berlangsung meriah. Sesi pertanyaan dilanjutkan dengan adu cepat dan diakhiri dengan simulasi ketika terjadi kebakaran. Ada juga simulasi datangnya tamu yang mengaku sebagai saudara atau kerabat majikan. Lomba kemarin diikuti enam belas PRT dan delapan Satpam yang dibagi delapan regu.

Menurut Ike, acara seperti ini baru pertama kali ini ia saksikan. “Kalau sekarang baru tingkat kelurahan, nanti di tingkat Polwiltabes juga akan digelar,” katanya.

Begitu semaraknya lomba ini sampai-sampai pertanyaan habis. Itu sebabnya, ada sesi tambahan dari Kabag Bina Mitra, AKBP Sri Setyo Rahayu; Kasatlantas Polwiltabes. AKBP Agus Wijayanto; dan Kapolres Surabaya Timur, AKBP Samudi.

Ketua FKPM Nirwana Eksekutif, Djoko Suwondo mengatakan, ide cerdas cermat ini berawal dari maraknya kejahatan di perumahan yang memanfaatkan kelengahan PRT dan Satpam “Banyak PRT yang kurang mengerti dan masih sangat lugu. Keluguan ini banyak dimanfaatkan penjahat untuk menjarah rumah warga,” tuturnya.

AKBP Samudi juga menyatakan bahwa sejumlah kasus pencurian dan perampokan di kawasan Rungkut terjadi karena kelalaian PRT. “Hasil analisa di Polres Surabaya Timur, bahkan di tingkat Polwiltabes Surabaya, menyebutkan, banyak pelaku kejahatan memanfaatkan kelalaian dan keluguan PRT,” tandasnya.niit

Sumber: Harian Surya


Cerdas Cermat Pembantu – Satpam ala FKPM Nirwana Eksekutif

Soal Cerita, Kapolwil pun ''Mengendarai'' Kapolres
Dalam beberapa bulan terakhir, wilayah Polres Surabaya Timur diacak-acak pembobol rumah. Modusnya, perampok berpura-pura menjadi tamu atau tukang servis yang ujung-ujungnya mengibuli pembantu rumah tangga. Kemarin (7/2) Forum Kemitraan Polisi Masyarakat Nirwana Eksekutif mencoba mencegah itu terjadi lagi.

Ditulis oleh THOMAS KUKUH-INDRA DANU - Jawa Pos
---------------------------

“Ayo mbak-mbak, ibu-ibu keluar sebentar ke taman, ada cerdas cemat pembantu dan satpam. Ada Pak Kapolwil, lho”, teriak seorang satpam menggunakan pengeras suara. Dengan mengendarai motor, petugas berseragam putih-biru itu menelusuri semua gang yang ada di perumahan Nirwana Eksekutif.
Ya dia mengumumkan kegiatan yang digagas Forum Kemitraan Polisi Masyarakat Nirwana Eksekutif. Kegiatan itu adalah lomba simulasi dan cerdas cermat pembantu rumah tangga (PRT) dan satpam.

Sejak pukul 14.00, lapangan rumput yang becek itu dipenuhi polisi-polisi berseragam lengkap. Mereka berbaur dengan masyarakat sekitar. Ada yang berpakaian rapi, batikan bahkan tak sedikit pula yang menggunakan pakaian sekenanya. Memakai kaus, celana pendek dan sandal jepit. Maklaum, dibawah terop tersebut berkumpul orang-orang dari semua golongan. Mulai pemilik rumah dipemukiman elite hingga para pembantunya. Bukan baru kali ini terjadi hal seperti ini pada acara Menembus Batas, hal ini sudah pernah terjadi malah dari seluruh kampung disekitar Perumahan Nirwana ikut serta dalam acara yang diadakan di jalan Raya Wonorejo kata Djoko Suwondo Ketua FKPM-NE.

Meski dihadiri orang nomor satu di jajaran kepolisian Surabaya, acara tersebut tidak terasa tegang. Sebaliknya, malah begitu meriah dan ger-geran. Salah satunya saat Kapolwiltabes Surabaya Kombespol Ike Edwin macak menjadi penjahat. Ike Edwin berakting sebagai perampok perampok yang berpura-pura mengantar kiriman ke sebuah rumah yang hanya ada pembantunya. Tentu saja itu adalah salah satu soal simulasi yang harus dianalisa dan dijawab oleh PRT peserta lomba tersebut.

Perwira dengan tiga mawar di pundak itu tak sendiri jadi penjahat. Dia juga “berkomplot “ dengan Kapolres Surabaya Timur AKBP Samudi . “Ayo saatnya kita merampok” kata ike. Warga tertawa.

Didepan para hadirin, ike selalu berdiri dibelakang samudi “kamu jadi motornya” perintah Ike. Sambil memegang pundak samudi, kedua perwira menengah tersebut berjalan beriringan dan menghampiri tiga pembantu yang sudah menunggu soal cerita itu.

ngeeeeeeng”, ucap samudi menirukan suara motor sambil terus berjalan. Wargapun tersenyum-senyum melihat pemandangan langka, dua pejabat polisi bertingkah khas anak kecil yang sedang asyik bermain. “stop, kamu saya parker disini .Jangan kemana-mana nanti hilang”, kata Ike.

Ike selalu merayu tiga pembantu yang sudah siap. Dia mengaku sebagai kurir yang mau mengantar barang kiriman milik majikannya “ini dari arab lho, mbak” ucap kapolwil dengan nada merayu.

Ismiati, pembantu yang diberi soal simulasi, sedikit grogi dan gemetaran, dia mencoba menjawab.”sebentar pak, saya telepon majikan dulu. “Eeee, apa benar ada kiriman dari arab”, kata isimiati kepada ike yang menyodorkan sebuah bungkusan kepadanya.

Ternyata majikan Ismiati mengatakan tidak ada kiriman dari arab. Ismiati pun segera menelpon satpam dan melaporkan adanya laki-laki yang mencurigakan didepan rumahnya. Seorang satpam bernama Yazhid, peserta lomba yang juga satu kelompok dengan ismiati, langsung mendatangi Ike.”maaf pak, majikannya sedang tidak ada. Mohon meninggalkan rumah ini,” ujar Yazhid.

Kelompok Ismiati mendapat tepuk tangan dari warga. Juri menyatakan, itu adalah tindakan yang paing benar dan Ismiati mendapat nilai seratus.

Sebelumnya ada lagi kelompok yang mencuri perhatian para warga dan polisi yakni, kelompok E. Saat babak pertama, juri melontarkan pertanyaan, apa yang dilakukan pembantu jika ada tamu asing yang mengaku kenal majikannya dan disuruh untuk menyervis AC rusak?. Dengan cepan Sri wati, anggota kelompok E, memuku kentongan, tanda siap menjawab. Kepada juri, Sri menjelaskan dirinya akan menelepon majikannya dan menanyakan kebenaran tamu itu. Kalau ternyata tidak kenal, telepon satpam.”Yang penting pagarnya jangan dibuka. Kita juga nggak boleh lihat matanya. Nanti kena gendam. Kan sekrang banyak yang digendam.”ujar perempuan berusia 20 tahun tersebut. Kelompok itupun mendapat nilai sempurna.

Saat ditanya siapa yang mengajari, Sri yang pembantu rumah Blok CC gang IX itu mengatakn mendapat ilmu tersebut dari majikannya. Sudah lama dia dibekali pengetahuan tersebut. Tak hanya itu. Ketua FKPM-NE Djoko Suwondo juga sering mengingatkan dirinya untuk tidak sembarangan mempersilahkan tamu asing masuk ke dalam rumah. “Sejak umur 18 tahun saya kerja disini. Ikut P. Joko . Jadi tahu semua,” tuturnya.

Rata-rata seluruh peserta paham benar apa yang seharusnya dilakukan PRT untuk menciptakan kamtibmas diwilayahnya.Misalnya, mereka harus menyimpan dan menghafalkan nomor-nomor penting.Seperti pos satpam, kantor polisi, pemadam kebakaran, PLN dan rumah sakit.

Kapolres Surabaya Timur AKBP Samudi. SIK dalam sambutannya mengatakan, pihaknya bangga dengan kegiatan yang digagas FKPM-NE itu. Meski kelihatan sepele, menurut Samudi, kegiatan simulasi dan cerdas cermat itu sangat penting dan memiliki andil besar untuk mencegah terjadi kejahatan-kejahatan di pemukiman. “Saya tidak bicara wilayah lain. Tapi akhir-akhir ini di Surabaya Timur sering terjadi pembobolan rumah. Terutama dikawasan Rungkut,” kata Samudi. Dia menambahkan, hal itu disebabkan kelalaian pembantu yang mudah dirayu tamu tak dikenal. Mereka dengan enteng membukakan pagar dan mempersilahkan masuk. “Ini yang bahaya. Pada hal, belum pernah kenal dan ketemu,” tuturnya.

Kombespol Ike Edwin juga angkat topi dengan diadakan lomba tersebut. Dia berharap kegiatan semacam itu bisa diadopsi ke wilayah-wilayah lain disurabaya.

Ike pun menyempatkan berfoto dengan para pembantu dan satpam di wilayah Nirwana Eksekutif.”Kalau nanti acara seperti ini jadi besar, inilah sejarahnya .” ucapnya lantas disambut tepuk tangan.

(THOMAS KUKUH-INDRA DANA/JP).

Minggu, 07 Februari 2010

Arsip Beritajatim.com

Cegah Perampokan
Polisi Gelar Cerdas Cermat Antar Pembantu

Minggu, 07 Februari 2010 22:00:09 WIB
Reporter : Fakhrurrozi
Surabaya (beritajatim.com)
– Banyak jalan menuju Roma. Pepatah tersebut pantas disematkan kepada jajaran Polres Surabaya Timur. Polres yang dipimpin AKBP Samudi ini menggunakan berbagai cara untuk mengantisipasi tindak kriminalitas.

Tak hanya melalui penyuluhan dan sosialisasi. Polres Surabaya Timur juga menggadakan cerdas cermat antar pembantu rumah tangga dan satpam perumahan. Tujuannya untuk mencegah terjadinya pencurian dan perampokan pada rumah-rumah mewah.

"Selama ini kita telah melakukan penyuluhan kepada pemilik rumah, pembantu dan satpam. Tapi kenyataannya masih saja terjadi pembobolan dan perampokan rumah di kawasan Rungkut. Karena itulah, kali ini kita mengadakan cerdas cermat antar pembantu," ujar Samudi mendampingi Kapolwiltabes Surabaya Kombespol Ike Edwin di Taman Gazebo, Nirwana Eksekutif Blok CC, Surabaya, Minggu (7/2/2010).

Dalam kegiatan cerdas cermat yang diadakan bekerjasama dengan Forum Komunikasi Masyarakat dan Polisi (FKPM) Nirwana Eksekutif ini, diikuti pembantu dan satpam di lingkungan RW VI Wonorejo.

Cerdas cermat ini diikuti 8 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri 3 orang, dua pembantu dan satu satpam.

"Materi pertanyaan dalam cerdas cermat ini seputar kamtibmas. Kita ingin tahu bagaimana perilaku seorang pembantu bila kedatangan tamu yang tak dikenalnya dan lainnya," kata Samudi.

Salah satu pertanyaan adalah bagaimana bila pembantu kedatangan seorang pria yang tak dikenal. “Bila ada tamu yang tak dikenal, saya akan Tanya cari siapa dan keperluannya apa. Tapi jangan dekat-dekat orangnya, takutnya kena gendam,” kata salah seorang peserta yang disambut gerr oleh masyarakat sekitar yang melihat cerdas cermat ini.

Selain materi pertanyaan, pembantu dan satpam ini dites cara memadamkan kebakaran. Di akhir acara, Samudi memberikan nomer HP-nya kepada pembantu dan satpam agar bila mencurigai seseorang langsung menelpon.[roz/ted]



Sumber: Beritajatim.com

Tulisan dari Blog budiono

Tulisan dibawah ini diambil dari blog, dan menceritakan kegiatan penyulaman mangrove, sebuah kegiatan yang masih sangat jarang untuk dilakukan, karena tingkat kesulitan dan ketelitian yang diperlukan para pelakunya.

Menyulam Mangrove Wonorejo

02.07.2010 ·

mangrove surabayaHari ini saya kembali berkunjung ke Bozem Wonorejo Surabaya. Sebelumnya sudah dua kali saya ke sana untuk tujuan yang sama: menanam mangrove di Pantai Timur Surabaya. Yang pertama pada hari Sabtu 26 Juli 2008, yang kedua pada hari Sabtu 18 Oktober 2008.

Waktu itu untuk menuju ke lokasi penanaman mangrove harus menggunakan perahu motor karena jaraknya cukup jauh dari bozem. Itu adalah pengalaman pertama saya naik perahu motor. Asyik juga!

Lokasi yang kami tanami mangrove 2 tahun lalu itu kini telah disulap menjadi kawasan EKOWISATA Mangrove. Warga yang ingin melihat dari dekat bisa naik perahu yang disediakan oleh pengelola kawasan dengan tarif 10 ribu per orang.

***

Berbeda dengan kunjungan pertama dan kedua, kali ini saya datang bersama kawan-kawan Konsumen Hijau atas undangan dari Wawan Some. Kami bertemu dengan Pak Sony ketua Kelompok Tani Mangrove Wonorejo. Kami bergabung bersama para anggota Kelompok Tani tersebut untuk menyulam mangrove di sekitar Bozem.

Menyulam adalah mengganti tanaman yang mati dengan bibit tanaman baru. Bibit-bibit tersebut diambil dari pucuk ranting mangrove yang akan berbuah. Menurut Pak Sony bibit dari pucuk mangrove tersebut memiliki daya tahan yang lebih bagus dibandingkan dengan bibit dari persemaian.

Mangrove yang kami sulam tersebut usianya baru 4 bulan. Tingginya belum ada 1 meter. Ada sekitar 40% tanaman yang mati dan harus kami ganti dengan tanaman baru. Banyaknya tanaman yang mati tersebut salah satunya disebabkan karena cara tanam yang salah: polybag tidak dilepas, sehingga akar mangrove tidak bisa menembus ke dalam tanah.

Untuk menuju ke lokasi penyulaman kami lakukan dengan penuh perjuangan. Kondisi medan yang berlumpur dalam membuat beberapa peserta tertancap kakinya hingga selutut. Sepatu boot yang kami pakai tidak mampu melawan lumpur dan akhirnya banyak kawan yang melepasnya.

Setelah lelah menyulam mangrove kemudian kami makan nasi tumpeng. Menunya: nasi tumpeng, urap-urap kacang panjang dan kecambah kacang ijo, tempe bacem, telor bulat, mie, tahu isi, ayam panggang, dan tidak lupa kare kepiting hasil tambak para petani. Makan bersama di area terbuka di bawah terik matahari dengan menu sederhana tersebut terasa sungguh sangat nikmat!

***

Keberadaan hutan mangrove di Pantai Timur Surabaya tersebut sangat vital untuk mencegah terjadinya abrasi. Selain itu di sana terdapat ratusan spesies burung khas dan berbahai hewan lain sehingga juga berfungsi sebagai kawasan konservasi fauna.

Jika bukan kita sendiri, siapa lagi yang akan menjaga kelestarian lingkungan Surabaya?

Tags:

26 Responses to “Menyulam Mangrove Wonorejo”

  1. tadi pas ke muara banyak sampah plastik yang bergantungan di pohon2 mangrove, belum lagi di aliran anak sungainya. Sempat juga tadi lihat beberapa spesies burung langka, dan yang terakhir merendam pakaian, sepatu, sweater, kaos karena terkena lumpur hahahhahahahhaha

  2. semoga terus lestari

  3. semangat…….kerja yang mulia tuh….

  4. [...] oleh Kelompok Tani Mangrove Wonorejo. Pada hari-hari tertentu KTMW mengadakan acara tanam dan sulam mangrove. Jika ingin mengikuti kegiatan tersebut silakan hubungi Pak Sony ketua [...]

  5. icha imut says:

    Kereennn bgt
    Setujuu bgt
    Aiok kembangkan lebi luas lagiii…
    Di sidoarjo misalnyah

  6. lestari alamku…lestari alam kita.. lanjutkan! ;)

  7. wah kapan lagi ke sana ya…

  8. Serunya mas,,, aku cuma ngucapin semangat aja untuk melestarikan alam sekitar..

  9. salam hangat broo
    arek suroboyo juga

  10. wahh… ada kare kepiting ya.. mestinya bisa bikin warung disana ..
    akhir bulan ini aku mo ke mangrove, mo cobain bandeng bakarnya :P

  11. wah ternyata masih ada yang peduli dgan kelestarian alam kita yah.., saya dukung mas…

  12. pantesan awakmu tambah nggiyanteng, lawong pahalamu huwakeh sak gunung… hehehhe…

  13. komen pujianku kok ilang, hiks…

  14. kapan-kapan lek aku nang suroboyo jak’en rono yo kang ;)

  15. Wah, dah lama ga ikut tanam mangrove….

    Pengen rasanya kesana lagi… :D

  16. Lestari alamku. . . tersenyum duniaku

  17. wah pingin juga berpartisipasi sebenarnya pingin ikutan hik hikzzz

    semangattt…

    berkunjung n ditunggu kunjungan baliknya makasih

  18. semoga keberadaan magrove mampu menahan abrasi laut

  19. Wonorejo Terpadu memang Mantav!!! :) )

  20. karo ndoli adoh ra wi?hheheh

  21. wah, mencegah global warming nih… agar tidak terjadi lebih cepat, dan agar pantai tidak tergerus habis oleh ombak… sip…salut sama wisata kali ini…

  22. kondisi lingkungan alam di negeri kita yang rawan bencana memang perlu diantisipasi dengan membudayakan hutan mangrove, mas dion. sayangnya, kesadaran kolektif semacam itu belum tumbuh. yang terjadi justru makin merampas lahan2 jalur hijau yang seharusnya tdk dijadikan sbg lahan pembangunan berorientasi bisnis.

  23. Saya baru sekali mas! mudah2an ada waktu lagi uutk kembali ke mangrove pantai timur surabaya

  24. hai salam kenal ya, mampir dong ke blogku

  25. saya sudah kesana tapi kok, masih ada beberapa sampah
    semoga ini bukan menjadi salah satu proyek pemkot yang gagal, dan bisa membantu untuk melestarikan lingkungan d sby

  26. Aku ke sana malah wisata kuliner, nyari jenang bogem, sirup bogem, kerupuk rajungan, bandeng bakar… hehehehe.