Nandur Mangrove Jilid 2
3 komentar:
-
ayo2... lain kali lagi kegiatan yg lain.. ayo ndang ikut meramaikan... :)
-
Hajar blehhhhhh
-
Sek akeh toh fotone?? engko' aku njaluk
Sumber: cisthousephoto
ayo2... lain kali lagi kegiatan yg lain.. ayo ndang ikut meramaikan... :)
Hajar blehhhhhh
Sek akeh toh fotone?? engko' aku njaluk
Dimulai dari hati dan berakhir dengan penuh Kreasi, itulah yang dilakukan oleh para punggawa TPC dalam menandur Mangrove di Pantai Timur Surabaya, yang tepatnya di Wonorejo – Rungkut, pada tanggal 18 Oktober 2008. Start dimulai pada pukul 06.30 WIB, namun kami berangkat menuju ke TKP, pada pukul 07.15, dikarenakan padatnya sang pengunjung yang ingin ikut berpartisipasi dalam menanam Mangrove pada hari tersebut.
Pada Nandur Mangrove Jilid 2 ini hanya ada lima punggawa yang ikut berpartisipasi yaitu cisthouse, angki, Dion, Arul, dan Udin, walaupun hanya ada lima namun semangat kami seperti ada 100 orang yang sedang menanam Mangrove, kami berangakat menuju ke TKP menggunakan perahu yang terbuat dari karet. Ketika itu panas Matahari di Surabaya sedang panas-panasnya, namun kami tak pernah mengeluh kepanasan dan kehausan, walaupun panas terik Matahari sudah menyengat pada pukul 09.00, kami bertekad, bahwa panas Matahari saat itu di rasakan oleh banyak orang yang sedang berada di sana, sehingga tidak ada alasan untuk mengeluh. Kami mulai menanam Mangrove pada pukul 08.00, banyak sekali para pengunjung yang ingin melestarikan Pantai Timur Surabaya, mulai dari SMA, Mahasiswa, Pegawai, serta TNIpun ikut berpartisipasi.
Sabtu ini (18/10), Komunitas Blogger Surabaya diajak lagi oleh Sampoerna untuk berpartisipasi dalam Penanaman Mangrove di Bozem Wonorejo Pantai Timur Surabaya. Kali ini elemen-elemen masyarakat tidak kalah banyaknya dari yang pertama. Antara lain : Sampoerna sendiri, Karyawan Bank Jatim, STIKOMP, Fisip UNAIR, Siswa SMP/SMA, Pramuka, Pemerintahan Surabaya, TNI, dan Polri, Tugupahlawan.com sendiri serta elemen-elemen lain yang tidak tertanggap oleh otak saya.
Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan HUT TNI yang ke-63 sehingga terlihat banyak tentara-tentara ikut juga nimbrung. Saya tidak melihat jelas ada Walikota Surabaya karena saking banyaknya orang, kata teman saya sih beliau ada. Oh iya ada juga dari FKPM (Forum Komunikasi Polisi dan Masyarakat) yang mengelola Bozem Wonorejo ini.
Walau acaranya cukup mendadak pemberitahuannya, dari TPC sebelumnya sudah diundang nandur mangrove ada beberapa orang yang ikut, aRuL, Angki, Det, Udin, Cisthouse, dan Frenavit (bodrex) yang akhirnya membawakan se-tas es teh, yang bikin segar.
Kegiatan ini berlangsung dari jam 06.30 sampai selesai. Seperti biasa antri untuk berangkat menuju ke tempat penanaman mangrove sekitar 15-20 menit menggunakan perahu karet atau perahu kayu. Rombongan TPC sendiri menggunakan perahu karet yang berkapasitas 10 orang.
Cuaca panas (kondisi Surabaya dan daerah yang dekat dengan garis khatulistiwa mengalami perubahan cuaca cukup signifikan karena pergerakan matahari berada di atas tepat garis khatulistiwa itu, sehingga panas) tidak mengurangi semangat kita untuk berpartisipasi langsung memberikan udara segar buat kota Surabaya yang sudah terlanjur panas oleh kendaraan dan pabrik di sekitar Surabaya.
Sampai di tempat penanaman, jadinya tubuh merasakan panas yang cukup luar biasa. Segera aja menuju tempat penanaman disertai juga dengan teman-teman dari kelompok lainnya. Ada yang membuat lubang, ada yang memasukkan bibit mangrovenya (terlebih dahulu dilepas plastiknya), ada yang menancapkan bambu di sekitar tanaman agar tidak hanyut terkena gelombang air, ada juga mengingat tali. Yah ada juga sih yg langsung kerja paralel.
Yang paling salut itu, sama ibu, boznya angki di kabid kantornya itu, sejak kita pertama datang ke tempat itu, sampai selesai semangat terus, memompa semangat kita untuk terus menanam. Termasuk memberikan dorongan beberapa karyawati sebuah Bank yang takut turun ke lumpur gara-gara takut kotor, untuk menanam minimal 10 bibit *yah dasar dihitung pula bibit yg ditanam, padahal ngak perlu, itukan keikhlasan, semoga mereka bisa belajar yang namanya ikhlas*. Kata ibunya lagi “Yang laki-laki bikin lubang, yang wanitanya masukin”.
Oh iya, ada juga beberapa penyandang cacat ikut menanam mangrove ini, bahkan beberapa temannya yang lain pengen ikut, namun sayang ngak dibolehin cukup melihat, takut terjadi apa-apa.
Semuanya tumpah ruah ke lahan berlumpur itu, saya sendiri melepaskan sandal saya, takut kejadian episode pertama (angki red) sandalnya masuk ke dalam lumpur dan tidak bisa diambil lagi . Walau kaki ditusuk-tusuk oleh batang-batang di lumpur itu tidak apa-apalah, hitung-hitung olahraga buat kaki
Akhirnya setelah lahan itu sudah penuh dengan bibit, dan rombongan berikutnya mendapatkan giliran, kita kembali ke posko pantau untuk kembali menaiki perahu menuju tempat kita pertama kali datang. nah di sini kawan-kawan, antrinya cukup puanjang, antri dengan siswa, mahasiswa, tentara, karyawan, sampai-sampai kita berbagi spanduk TPC untuk menahan panas berdiri menunggu antrian masuk ke perahu. Tapi semua itu dibayar dengan keinginan tulus untuk menanam mangrove .
Suhu panas terasa banget ketika berada di atas perahu kayu menjelang pulang itu, kuliat terasa betul-betul dibakar, terutama kulit atas kaki. Sampe sekarang kulit tangan, wajah, dan kaki saya terasa perih kalo dipegang. Pelajaran, lain kali bawa jaket, topi atau pelindung lainnya, supaya menghindari panas. Oia panas matahari berlebihan bisa menimbulkan kanker lho.
Update foto-foto :
Teman-teman yang lain pasti pada tertarik, lain kali kegiatan ini ada, ente-ente harus ikutan juga. Atau mencari kegiatan peduli lingkungan lainnya.
Cerita-cerita lain ada di :
Foto dicaplok dari : deteksi.info dan cisthousephoto
*Akhirnya sampai di kost, mengerjakan amanah-amanah lainnya, dan malamnya tertidur kecapekan, namun sayang karena cuaca panas (sampai saya harus menanggalkan pakaian satu persatu, serta kasur dan bantal aja basah karena keringat) harus bangun tidur untuk minum air. Paginya akhirnya ngak bisa ikut JMP, sudah tepar duluan.
maafkan saya tidak menunaikan tugas mulia ini daeng dan kawan2.
Kalo ingat cuaca panas .. terakhir kali abang merasakannya sewaktu di Madiun setahun yang lalu .. Hari ini tepat setahun abang meninggalkan Jawa Timur .. alhamdulillah, disini cuacanya lebih bersahabat karena sering turun hujan — aslinya sih panas seperti disana.
Entah mengapa .. sepanas²nya Surabaya — waktu itu, abang merasakan di Madiun lebih panas. Pernah abang lihat info BMG di Jawa Pos, edisi Madiun .. disitu disebutkan bahwa suhu Madiun paling tinggi se Jawa Timur, disusul oleh Surabaya.
Eh .. koq malah ngebahas soal cuaca panas sih? .. sorry Rul, iya maksud abang, seandainya di Jawa Timur pohon² lebih rimbun — dan usaha untuk itu sudah dilakukan oleh Irul dkk — pasti, walaupun matahari bersinar terik, masih terasa lebih adem karena ditahan oleh pucuk² pohon yang hijau.
Jadi .. penghijauan adalah hal yang tidak dapat ditawar² lagi ya Rul .. salam buat Angki dan teman² tugu pahlawan.
salut bro’
aduh itu ka aRuL, mejeng nanem niyh yee..;p
moga ga cm sekali….hihihi….
[FYI] nama boz saya ituh Ibu Surtauli Sinurat (Uli)
di daerahku hutan mangrove pun dibabat
saluuut…..tlah ikut berperan
menjaga kelestarian ekosistem
bagus juga,kegiatannya
wew potoku kok gak ada hehe.
huh gara2 kesiangan gak bisa ikutan hiks.
saluto for kaliano *ngiri*
Salut….
*Blogger peduli lingkungan….
maafkan saia ndak bisa ngikut serta…
semangat trusssss, daeng…
aq kmarin pulang duluan, ada tangung jawab coz terik panas sekaliiiiii. kg g kuat.
saya juga minta maaf karena musti menghadiri mantenan (nikahan) masku…
Tlalu ndadak, dadine g sempet melok..
becyeeek yaa…hihi, panas pula, tapi ngga papa Daeng, demi menyelamatkan lingkungan!! Tul, ngga??
walau panas… tetep semangat bro… *sorry, gak bisa bantu apa2, cuman bantu dukungan ajah *
akuu pengeen ikuut . hee
Betapa senangnya…rekan blogger di Surabaya ikut serta dalam kegiatan positif….menunjukkan bahwa blogger juga peduli lingkungan.
Semoga TPC tetap aktif dengan kegiatan positifnya, yang akan memicu anak muda lain mengikutinya….
seeep…
go green!!!!!!!!
wah asyik tuh, bang….bisa ikut lestarikan alam………
*ngemeng2 bang arul sadar kamera jugax yaks*
habis posting ini pasti arul kepikiran sama cewek bank jatim yang langsing-langsing, putih-putih dan memiliki “masa depan” yang bagus itu! hekekeke…
pengen sih ikut, sayang jauh…
walah, kali ini turun beneran ato cuma lewat kayak yang kemarin nih??
pengen ikuuuuuuuuuuuuut………
udah lama aq ga’ mampir di blog ini., waduh2 ituh kegiatannya keren kang.
blogger go green…. manstab!
semangat.. semangat bos…. smoga bisa dicontoh blogger2 kota lain.. dan kota yang blm ada perkumpulan blogger nya segera ada…
pasti menarik banget kegiatan itu, seklaigus bisa wisata petualangan
hebatss….
mangrove terbentuk…, ekosistem terpelihara..
go.. green…!
hadu, belain-belain nih
patut di contoh
semangat yang oke punya!
Blogywalkie.com latest post: Blogywalkie di undang terhormat dalam mencoba wordpress 2.7
wah,,ternyata hari itu km ada acara ini ya?
semangat..senengnyaa..masih bisa melakukan..
ternyata km msih bisa melangkah ngga hanya menatap..
Waah. Sayang waktu itu ndak bisa ikut.. Padahal rencananya mau ikut ini acara.
Wah.. salut dech untuk TPC. Banyak kegiatan positifnya… tapi kok isinya TPC kebanyakan cowok yach? andai waktu itu saya ikut, hehehe… (surabaya juga dan mahasiswa STIKOMP).
Wah.. salut dech untuk TPC. Banyak kegiatan positifnya… tapi kok isinya TPC kebanyakan cowok yach? andai waktu itu saya ikut, hehehe… (surabaya juga dan mahasiswa STIKOMP).
sep mas…saya juga dsana hehe panas banget mpe gosong iki hahaha
Acara yang asik….
keren banget. . . salut buat yang ngadain dan ikut. Jadi pengin. . . . kapan ya bisa .
mari berantas global Warming melalui blogwalking
wauw… Kegiatan yang layak untuk di ikuti.. Emang, kreatip banget dan berguna euy…
Sayangnya hutan maggrove di daerah kami yaitu disepanjang pesisir pantai timur Langkat seluas 36 ribu ha telah punah dijarah oleh para pengusaha kebun kelapa sawit yang berkolusi dengan para pejabat daerah. Padahal hutan tersebut adalah hutan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) yang merupakan kewjiban setiap orang untuk melindunginya. Kasus pengalihan fungsi hutan KSDA ini telah berulangkali kami laporkan kepada para penegak hukum baik di daerah maupun di pusat. namun sampai saat ini tidak ada upaya untuk menuntaskannya. Trims atas kunjungannya ke blog kami. Salam, Masyarakat marginal sumut