Sabtu, 18 Oktober 2008

Aksi Masyarakat

Cegah abrasi, tanam ribuan mangrove

by det on 18 October, 2008

Hari ini saya kembali berpartisipasi dalam acara penanaman mangrove di pantai timur Surabaya. Berangkat dari bundaran ITS pukul 06.30 bersama Angki, Arul dan Udin. Tiba di lokasi pukul 07.00 dan langsung bergabung bersama ribuan anggota TNI dan elemen masyarakat yang lain. Ada PNS, mahasiswa, pelajar, pramuka dan berbagai komunitas. Dan yang bikin saya terharu: para penyandang cacat!

Ki-Ka: Udin, Arul (merem), Saya, Angki

Acara diawali dengan upacara pembukaan yang dipimpin langsung oleh Bambang DH Walikota Surabaya. Setelah itu rombongan diberangkatkan ke lokasi penanaman mangrove secara bertahap. Menggunakan perahu karet dan perahu nelayan. Saya sengaja berangkat agak belakangan. Tujuan saya ingin mengamati pemuda-pemudi ganteng dan cantik berkostum Sampoerna itu. Mereka adalah para penerima beasiswa Sampoerna.

Mengapa saya amati? Karena pada penanaman mangrove terdahulu mereka bertingkah seperti artis. Kostum mereka saja lengkap, pakai pelampung dan sepatu boot. Tapi ketika yang lain sibuk menanam mangrove, mereka hanya asik berfoto ria. Hanya sedikit diantara mereka yang benar-benar menanam mangrove. Ternyata tadi masih sama. Yang lain, termasuk Walikota, sudah berangkat ke pantai, mereka malah asik sarapan sambil menyaksikan dangdut live!

Menuju Lokasi

Akhirnya saya dan rombongan Komunitas Blogger Surabaya berangkat menuju lokasi penanaman naik perahu karet. Awalnya agak takut karena tidak memakai pelampung. Gimana kalau tiba-tiba perahu terbalik padahal di saku celana saya ada 3 HP dan dompet. Tapi ternyata perahu karet bermesin 25PK tersebut cukup stabil mengangkut kurang lebih 10 penumpang.

Atas: Di atas perahu karet. Bawah: Tiba di Pos Pantau

30 menit kemudian kami tiba di Pos Pantau. Pos tersebut didirikan dan dikelola oleh FKPM Rungkut atas dukungan penuh Walikota Surabaya. FKPM merupakan kependekan dari Forum Komunikasi Polisi dan Masyarakat. Dari Pos Pantau kami masih harus berjalan kaki kurang lebih 1 kilometer menuju lokasi penanaman.

Proses Penanaman

Cara menanam mangrove cukup sederhana. Buat lubang di tanah lembab kemudian mangrove kecil tersebut ditanam di situ. Habis itu diikat ke bambu penahan supaya tidak roboh oleh sapuan ombak ketika terjadi pasang. Tak kurang dari 20 pohon mangrove saya tanam di situ. Benihnya sudah disiapkan oleh panitia. Jadi kami tinggal menanam saja. Total benih yang disediakan panitia ada 15 ribu pohon.

Atas: Para Penyandang Cacat. Tengah: Suasana Penanaman. Bawah: Mangrove yang sudah remaja. Akarnya mampu menahan abrasi

Yang sedikit aneh adalah rombongan cewek dari Bank Jatim. Mereka tampak ragu untuk turun ke lokasi. Mungkin takut kotor. Maklum saja, dandanan mereka seperti hendak jalan-jalan ke mall. Tapi karena terus dipanggil akhirnya satu-persatu turun juga. Menanam mangrove meski hanya beberapa pohon. Itupun tampak sangat canggung sekali. Tapi ini masih mending daripada rombongan penerima beasiswa Sampoerna yang hingga acara selesai tida terlihat di lokasi. Mungkin setelah kenyang sarapan dan capek dangdutan mereka segera bersembunyi ke dalam mobil untuk menghindari terik matahari.

Kehausan, kuahpun diminum!

Setelah selesai menanam, kamipun kembali ke Pos Pantau untuk antri dijemput perahu. Semula kami berharap semoga di Pos Pantau tersebut ada air minum. Ternyata sudah habis semua. Yang tersisa hanya nasi dan lauk-pauknya. Salah seorang teman, yaitu Angki, akhirnya nekat meminum kuah sayur asem. Mungkin sudah terlalu haus sehingga air apapun diminum. Entah apa rasanya. Mungkin asem. Tapi kelihatannya pedas. Terbukti habis minum kuah itu wajah Angki memerah seperti menahan pedas!

Ekspresi wajah Angki setelah meminum kuah sayur asem. Untung bukan air kobokan!

Perahu yang kami tunggu akhirnya datang juga. Perahu kayu tersebut bermesin disel ganda. Namun demikian perjalanannya terasa lama karena panas terik begitu menyengat. Seolah menembus kulit. Panas sekali. Sangat panas. Dahsyat! Sampai-sampai di perahu itu rasa haus makin menjadi-jadi. Di tengah perjalanan Frenavit menelepon Aziz (alamat blogmu opo ZIz?) dan sanggup membawakan es teh.

Suasana di atas perahu kayu bersama pak tentara. Cuaca sangat terik.

Lega. Kami sudah sampai di Pos Awal. Begitu turun dari perahu langsung disambut nasi bungkus dan air mineral. Aaaaah… Lega sekali rasanya. 4 gelas plus 1 botol medium Aqua saya tenggak habis. Nasinya saya makan sedikit karena memang tidak terasa lapar. Hanya haus yang amat sangat.

Setelah menelepon berkali-kali karena tersesat, Frenavit tiba juga di lokasi. Membawa tas kuliah berisi es teh. Langsung saja kami serbu. Segarnya bukan main. Tapi habis itu kepala saya terasa agak pusing. Mungkin karena mengonsumsi es pada cuaca yang sangat terik tersebut.

Puas beristirahat selama hampir 1 jam, akhirnya kami pulang menuju rumah masing-masing. Panas. Capek. Tapi hati senang. Semoga mangrove yang kami tanam tadi hidup semua dan menjaga pantai timur Surabaya dari abrasi ;)

{ 19 comments… read them below or add one }

1 avy 19 October, 2008 at 4:49 am

salut buat kau det ikut berpartisipasi.
poto para rombongan sampoerna gak kamu potret?
tumben?

2 galih 19 October, 2008 at 6:18 am

Wah, keren nih kayaknya buat spot hunting foto hehehe…

3 kucluk 19 October, 2008 at 6:35 am

wee…
podo karo wingi ya

4 mie2nk 19 October, 2008 at 7:16 am

wah, eman gag iso dateng…..

tapi gmana lagi kress karena ksbukan ndangan….

5 aRuL 19 October, 2008 at 7:45 am

itu bukan penerima beasiswa sampoerna, soalnya yg dulu itu bertepatan dengan itu, sekarang paling yah orang sampoerna sendiri.
eh…. gila tangan dan mukanya merah semua, panas, sampe skrg kalo dipegang terasa perih, cuacanya benar2 panas poul…

akhirnya pada kesempatan ini sy nandur, lumayan banyak dari det nandur, hahahaha
trus buat lubang juga banyak tuh :D hahaha

6 Yunan 19 October, 2008 at 8:10 am

Sip Rek..!!!!!

7 udin 19 October, 2008 at 8:21 am

Det, nang pos pantau magrove oleh mangan gratisan lo,,,
Piye Temen2 TPC kebagiana ora….?
Pas aq nunggu kapal, aq ngenteni nang pos pantou trus kebetulan di bagiin makanan, wah, suasanae seru bro, para peserta ( arek stikom, unair, bank jatim, PNS ) langsung sikat2 habis, seru ora ?
Lah makanan sing sisa mbok entekno yooooo….hiiiiiiiiiiiiiiiii sisa2

8 galihyonk 19 October, 2008 at 1:50 pm

Wah, Sip-sip mas….

Blogger peduli lingkungan….

*sayang saia ndak bisa ngikut.. :-(

9 det 19 October, 2008 at 2:45 pm

@avy: sebenarnya saya potret mas, tapi buat apa nampilin foto mereka? :mrgreen:

@galih: bener mas, tapi kudu nyewa perahu dulu. nyewa perahu berarti harus belajar bahasa madura karena hampir semua pemilik perahu di situ berbahasa madura. ajak saja juga boleh. deremmah?

@kucluk: sama, nanam mangrove. bedanya yang ini cuaca jauh lebih panas. muka peserta banyak yang gosong tersengat matahari :mrgreen: (pleonasme banget ya?!)

@mimink: weleh padahal banyak maba stikomp cantik2 lho mink..

@arul: wah begitu ya rul? soalnya kostumnya sama dengan yang dulu. Sampoerna ;)

@yunan: oh yeaaaahhhh…

@udin: hekeke… kelihatan kalo ndak baca arek iki ;)

@galih: lha kenapa mas ndak ikut? ke rumahnya ndop ya? hekeke..

10 dion 19 October, 2008 at 2:56 pm

salut buat para penyandang cacat…..
meskipun mereka cacat tp mereka mau peduli sama lingkungan,,,, :)

11 aR_eRos 19 October, 2008 at 6:53 pm

wew potone mas aRul wes merem, melet pisan, klop!
mau udin perlune ngenteni mangan gratisan ae kekeke
“Angki, akhirnya nekat meminum kuah sayur asem”
= untung ada sayur asem, bisa2 air laut di sruput hehe =

sorry all kemaren sayah mau ikod, eh bangun kesiangan jam 07-an

12 Oemar Bakrie 19 October, 2008 at 10:28 pm

Salut atas partisisapi eh partisipasi anda-anda … semoga bermanfaat dan bisa jadi contoh daerah lain yg juga rawan abrasi atau rawan tsunami.

13 angki 19 October, 2008 at 10:45 pm

@UDIN, AZIZ,BODREX: Ndi laporanee??????
:evil:
:mad:

14 aRuL 20 October, 2008 at 1:56 am

boz.. beberapa fotonya ta pajang di blogku yakz.. ;)

15 risdania 20 October, 2008 at 8:46 am

wah,, kalau ada kesempatan lagi pengen ikutan,,

16 aRuL 20 October, 2008 at 10:02 am

mm mataku pek, ngak kuasa melihat blits selalu merem :D hehehe

17 ndop 20 October, 2008 at 3:57 pm

sik, ngenteni photo2ne mbukak…

loading…

waaa… menarik seklai euy, sori gak iso melok, ndelok mantene masku…

18 shei 20 October, 2008 at 4:12 pm

kangen yaaa…dulu juga pernah gitu n_n…
smangat!! smangat!!

Oia,
Selamat! kamu mendapat Pe-er dari saia , silakan check di sini
Bon Chance!!

19 det 20 October, 2008 at 9:26 pm

@dion: iya mas. mereka kelihatan semangat sekai lho! yang lain masih dangdutan, mereka sudah berada di lokasi!

@eros: gak papa ros. omahmu kan adoh. laen kali kalo mau ikut mungkin kudu nginep di surabaya dulu..

@pak dosen oemar bakrie ahli geologi: ita pak. mungkin langkah surabaya ini perlu dicontoh ;)

@angki: hekekeke… anak buahmu nakal2 ngunu kik! :mrgreen:

@arul: iya rul, silakan.. (itu merem bukan karena blitz, tapi kelilipan semut hekekeke)

@risda: lho kan sudah diumumin di tugupahlawan.com dan terbuka untuk siapa aja :p

@ndop: iyo rapopo ndop. lain kali ikutan ya kalo ndak repot. ndelok mantene masmu? trus koe pengen gak? :D

@shei: iya, waktu kamu masih honeymoon sama kucluk ya! hekeke… ntar kalo sudah punya anak diajak ke sana. ditunjukin mangrove yang dulu membuat kalian saling jatuh tertimpa tangga. eh, jatuh cinta! hekeke..

Sumber: Deteksi Info

Tidak ada komentar:

Posting Komentar