[ Jum'at, 18 September 2009 ]
Aksi Rampok Palsu Ramaikan Simulasi FKM di Wonorejo
SURABAYA - Hidayati tak mampu berbuat apa-apa saat dua perampok menyekap dan mengancamnya dengan sebuah celurit. Teriakan minta tolongnya tak bermakna. Pembantu rumah tangga di Jalan Wonorejo Permai Selatan IV itu pun terkulai saat mulutnya dilakban, kaki dan tangannya diikat kencang. Sejurus kemudian, isi rumah yang sedang dijaga Hidayati pun digasak.
Namun, perampokan tersebut tak mulus. Seorang satpam perumahan yang sedang berpatroli memergoki laku jahat itu. Dengan koordinasi perumahan yang baik, satpam tersebut berhasil mengejar dua rampok yang lari menggunakan pikap itu. Secara heroik, rampok tersebut dibekuk.
Tentu, itu bukan kejadian nyata. Bukan pula film laga. Kejadian ''rampok palsu'' tersebut merupakan adegan simulasi penanganan pencurian dan perampokan. Yang punya gawe adalah Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut.
Meski rampok bohongan, kejadian itu tetap mengundang perhatian warga sekitar. ''Ini upaya kami mengantisipasi kejahatan selama Lebaran,'' jelas Ketua FKPM Wonorejo Djoko Suwondo. Dia mengacu pada prediksi bahwa tensi kejahatan akan meningkat selama Lebaran. Terutama di kawasan perumahan.
Dalam masa mudik, banyak rumah yang ditinggal penghuninya. Itu rawan menjadi sasaran para penjahat. Menurut Djoko, jika tak ada antisipasi, penjahat bakal panen.
Dia mengungkapkan, simulasi itu ditujukan untuk meningkatkan kinerja petugas keamanan perumahan dan anggota FKPM Wonorejo. Mereka dilatih agar sigap menangani kejadian. Menurut Djoko, sangat banyak petugas keamanan yang hanya terpaku menjalankan tugas rutin. Misalnya, hanya berkeliling dan berpatroli. Namun, mereka tergopoh-gopoh dan tak bisa berbuat banyak saat ada kejahatan.
Djoko dan timnya juga telah menyosialisasikan kepada warga untuk mengamankan rumah masing-masing selama Lebaran. Dia menyatakan telah mengumpulkan wakil warga. Mereka diberi penyuluhan cara meninggalkan rumah secara aman.
Selain itu, FKPM Rungkut berkali-kali memberikan penyuluhan kepada para pembantu rumah tangga agar berperilaku cerdas. Misalnya, tidak mudah percaya kepada orang-orang yang berpura-pura bertamu, tapi tahu-tahu malah merampok.
Trennya, lanjut Djoko, para pelaku pembobolan rumah bermodus sebagai petugas servis AC, PLN, atau PDAM yang sudah mendapat perintah dari majikan. ''Karena itu, mereka (pembantu, Red) harus tahu nomor telepon majikan. Jangan sembarangan membuka kunci pagar bagi tamu asing,'' tegasnya.
Simulasi yang melibatkan puluhan anggota satuan pengamanan Perumahan Nirwana Eksekutif itu diapresiasi Kapolres Surabaya Timur AKBP Samudi dan Kapolsek Rungkut AKP Suprayitno yang juga hadir dalam simulasi tersebut.
''Kami sangat gembira, elemen masyarakat turut membantu polisi dalam pengamanan,'' kata Samudi. Menurut dia, simulasi tersebut sangat efektif sebagai sarana latihan para petugas keamanan, khususnya yang bertugas di kawasan permukiman.
Meski terlihat sepele, lanjut dia, simulasi semacam itu sangatlah bermanfaat. Menurut Samudi, selain bisa melatih cara kerja saat menghadapi pelaku kejahatan secara langsung, simulasi tersebut bisa mengangkat mental.
''Jangan hanya gaya-gayaan dengan seragam itu (sekuriti, Red). Tapi, kalian harus bisa bertanggung jawab,'' tegasnya di depan 45 satpam perumahan dan 69 anggota FKPM Rungkut. (kuh/dos)
Sumber: Jawapos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar