Jumat, 25 Juli 2008

Artikel mangrove dari harian Surya dan Suara Surabaya

Besok, Wisata Hutan Mangrove Dibuka untuk Umum

SURABAYA - Surabaya kini memiliki satu lagi obyek wisata pantai, yakni hutan mangrove (bakau) di Kelurahan Wonorejo Kecamatan Rungkut. Obyek wisata tersebut dibuka untuk umum mulai Sabtu (26/7) besok. “Hutan mangrove memiliki potensi tak hanya tempat pelestarian keanekaragaman hayati, tapi bisa menjadi tempat wisata edukasi,” kata Camat Rungkut Irvan Widiyanto, Kamis (24/7).

Dipilihnya tanggal 26 Juli sebagai peresmian, lantaran bertepatan dengan Hari Mangrove se-dunia. Nantinya, lokasi seluas lima hektare itu juga akan menjadi pusat penelitian.

Terkait infrastrukturnya, kini dilakukan beberapa pembenahan. “Untuk perbaikan akses jalan menuju lokasi ditangani DPKPPK (Dinas Perikanan Kelautan Peternakan Pertanian dan Kehutanan),” ungkapnya.
Selain itu, untuk mengurangi aksi kejahatan juga didirikan pos pantau hasil swadaya masyarakat setempat. Ada pula gazebo luas untuk tempat lesehan.

“Gagasan semacam ini untuk menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian mangrove dan keanekaragaman hayati di sana. Selama ini yang sering terjadi adalah penjarahan. Akibatnya banyak kerusakan yang akhirnya merugikan manusia itu sendiri,” jelas Irvan.

Untuk menunjang pariwisata Hutan Mangrove Wonorejo (muara Sungai Jagir Wonokromo), disediakan 20 perahu karet yang merupakan sumbangan PT HM Sampoerna dan Bank Jatim. “Dalam pencanangan nanti sekaligus akan dilakukan penanaman 15.000 bibit mangrove sebagai bentuk peremajaan hutan,” katanya.

Pembukaan Hutan Mangrove Wonorejo sebagai kawasan wisata sekaligus sebagai embrio Mangrove Center di Pulau Jawa. Berdasarkan penelitian Yayasan Kutilang Indonesia keanekaragaman hayati di Hutan Mangrove Wonorejo tercatat paling banyak di antara hutan mangrove lain di Pulau Jawa.

Sayangnya kondisi hutan ini kini tinggal 60 persen. Sebanyak 40 Persen dari total 1.180 hektare lahan yang ditanami mangrove rusak akibat pembalakan. Untuk membangkitkan kesadaran pelestarian mangrove, Wali Kota Surabaya Bambang DH tak tanggung-tanggung bakal menjadikan hutan ini sebagai konservasi mangrove serupa Balai Pengelolaan Hutan Mangrove di Denpasar Bali. Bahkab kerjasama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency) juga tengah dijajaki. Departemen Kehutanan juga merespons baik usulan tersebut.

Taken from Surya, Jul 25, 2008


Hutan Mangrove Wonorejo Bakal Jadi Wisata Keluarga

Masyarakat tiap minggu dapat mengunjungi wisata hutan bakau di Wonorejo. Pasalnya, mulai tahun depan semua fasilitas pendukung sudah disiapkan sehingga anggota keluarga dapat menjadikan hutan bakau sebagai tempat alternatif liburan.

Tempat ini akan dilengkapi bicycle track dari Gunung Anyar hingga Sukolilo dengan jarak sekitar 15 km. Hal tersebut disampaikan SAMSUL ARIFIN Kepala Dinas Perikanan, Kelautan, Peternakan, Pertanian, dan Kehutanan Kota Surabaya pada suarasurabaya.net, Jumat (25/07). Masyarakat dapat melihat aktivitas burung yang beterbangan di hutan mangrove dari gazebo.

IRVAN camat Rungkut menambahkan, saat ini gazebo sudah jadi. Tingginya dua meter dari permukaan air laut saat gelombang pasang.

Hutan bakau Wonorejo, menurut IRVAN, dapat dijadikan obyek wisata. “Masyarakat dapat memancing, bersepeda bersama anggota keluarga, konservasi alam, menaiki perahu, pusat pengetahuan tumbuhan dan hewan, serta dijadikan tempat peristirahatan,” tambahnya.

Saat ini, lanjut IRVAN, masyarakat tidak begitu banyak yang peduli terhadap hutan bakau. “Buktinya banyak sampah yang berada di hutan mangrove. Kebiasaan membuang sampah ke sungai perlu dihindari. Serta gelombang pasang akibat masih sedikitnya pohon bakau untuk menahan dari serangan gelombang pasang laut,” ujarnya.

Taken from www.suarasurabaya.net, Jul 25, 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar