Sabtu, 06 Juni 2009 14:50:42 WIB
Reporter : Anas Pandu Gunawan
Surabaya - Keberadaan hutan Mangrove di Wonorejo Kecamatan Rungkut ternyata memberikan berkah tersendiri bagi warganya. Selain hutan mangrove bisa jadi wisata pendidikan lingkungan, masyarakat juga bisa memanfaatkan buahnya menjadi minuman yang tekenal dengan sirup mangrove.
Yang terbaru dan mungkin satu-satunya di Surabaya atau bahkan Indonesia, Mangrove telah mengilhami sebagian warga untuk berkarya melalu media batik yang motifnya terinspirasi mangrove.
"Setahu saya ya baru kecamatan Rungkut ini yang memiliki batik motif mangrove. Ini kami harapkan bisa menjadi ikon bagi Kecamatan Rungkut yang beda dengan yang lain," ungkap Lulut Sri Yuliani, koordinator Batik SeRU (Seni batik Mangrove Rungkut), Sabtu (06/06/2009).
Meski masih seumur jagung, keberadaan batik bermotif mangrove yang kini tengah berkembang ke arah pewarnaan secara alami ternyata mampu diterima pasar. Puluhan lembar kain batik yang dijual seharga Rp 75 ribu hingga Rp 200 ribu laku dipasaran.
Kreatifitas ini rupanya menarik perhatian Tjahyaning Retno Wilis, ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Deskranada) Surabaya. Bertempat di Kantor Kecamatan Rungkut, istri wakil walikota Surabaya Arif Affandy ini menyerahak stimulus berupa bantuan modal sebesar Rp 2 juta.
"Bantuan ini jangan dilihat besarnya tapi ini merupakan stimulus sekaligus pancingan agar pihak lain juga mau perduli dengan kerajinan tradisional seperti batik ini agar tak punah," ungkap Wilis, sapaan akrabnya. [nas/kun]
http://www.beritajatim.com/detailnews.php/1/Ekonomi/2009-06-06/36373/Batik_Mangrove_Jadi_Ikon_Kecamatan_Rungkut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar