Sabtu, 09 Mei 2015

Ganjal Mangrove.....


Perlindungan Mangrove terganjal pembahasan RDRTK


surabayanews.co.id –


SURABAYA – KJPL menyoroti banyaknya kasus pengrusakan hutan mangrove yang akhir – akhir ini terjadi di tiga wilayah unit pengembangan hutan kota di Surabaya. Bahkan sejak tahun 2008 ditemukan penebangan hutan mangrove mencapai 1.180 Hektar di wilayah pamurbaya atau pesisir pantai timur yg mencapai 3000 Hektar lebih. Namun sayang perlindungan spesifik untuk perlindungan Mangrove hingga kini terganjal pembahasan Rencana Detail Tata Ruang Kota ( RDRTK) Surabaya, yang kini masih mencapai tahap 15 persen.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Musdiq Ali Suhudi menyatakan bahwa hingga kini pihaknya masih melakukan pembahasan secara detail yang akan merumuskan titik koordinat yang juga menyosialisasikan kepada masyarakat agar masyarakat sadar lingkungan. Banyak masyarakat kawasan konservasi mangrove yang disinyalir bekerja sama dengan pengusaha yang mengolor tanah konservasi untuk memperluas kawasan industrinya. ” kami akan terus memantau melalui berbagai sistem komunikasi agar kawasan ini benar- benar spesifik”.
Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD Surabaya Rio Patiselano, menyatakan akan terus mendorong agar adanya pembahasan dan ditargetkan segera terealisasi pada akhir 2015 ini. ” pada waktu 2014 lalu kami sempat berkoordinasi dengan Dinas Pertanian untuk mengkonversi lahan untuk hutan kota mencapai 10 ribu hektar dalam waktu 10 tahun, dan kini kami masih memantau komitmen tersebut” pungkas pendeta muda tersebut.
Sedangkan Aktivis Lingkungan KJPL ( Komunitas Jurnalis Peduli Lingkungan ) Teguh Adi menyayangkan bahwa dari peta satelit, kawasan Surabaya masih didominasi oleh kawasan coklat yakni kawasa tata ruang untuk pembangunan, bukan untuk kawasan ruang terbuka hijau. Bahkan Teguh menemukan banyak kasus perusakan hutan kota yang didominasi oleh industri yang tak segan – segan melakukan reklamasi pantai. ” kami menemukan banyak hal soal pengawasan pemerintah kota Surabaya yang belum kongkrit hingga hari ini,
Sedangkan Aktivis Lingkungan KJPL ( Komunitas Jurnalis Peduli Lingkungan ) Teguh Adi menyayangkan bahwa dari peta satelit, kawasan Surabaya masih didominasi oleh kawasan coklat yakni kawasa tata ruang untuk pembangunan, bukan untuk kawasan ruang terbuka hijau. Bahkan Teguh menemukan banyak kasus perusakan hutan kota yang didominasi oleh industri yang tak segan – segan melakukan reklamasi pantai. " kami menemukan banyak hal soal pengawasan pemerintah kota Surabaya yang belum kongkrit hingga hari ini, kami mendorong komitmen tersebut segera ditungangkan di RDRTK" kata mantan jurnalis radio tersebut.


SURABAYA NEWS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar