Kamis, 07 Mei 2015

Survey Bakau

Pemkot Surabaya Survei Kerusakan Mangrove, Ini Hasilnya




SURABAYA — Pemerintah Kota Surabaya akan menggelar survei upaya pencegahan kerusakan kawasan ekosistem mangrove di kawasan mangrove Pantai Utara dan Timur Kota Pahlawan. Kepala Badan Lingkungan Hidup Musdiq Ali Suhudi, mengatakan survei ini digelar guna mengetahui tingkat kerusakan berdasarkan kriteria baku kerusakan mangrove, indeks nilai penting (INP) suatu jenis mangrove pada suatu lokasi.

“Dari survei itu akan dapat direncanakan upaya selanjutnya dalam pengelolaan kawasan ekosistem mangrove,” katanya di Surabaya, Selasa (5/5).
Menurutnya, untuk pelaksanaan survei sendiri akan dilakukan beberapa wilayah yang ada Surabaya. Antara lain wilayah Kecamatan Benowo, Asem Rowo, Rungkut, Romokalisari, Tambak Langon, Greges dan Wonorejo.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kota Surabaya Djoestamadji mengakui ada perubahan di kawasan konservasi Pantai Timur Surabaya (pamurbaya). Sebab, ada kawasan pantai yang dulunya ditumbuhi mangrove, tapi kini banya jadi lahan kosong.

Ia mengatakan Pantai Timur Surabaya memiliki luas 2.284,5 hektare yang terbentang dari ujung selatan di Kecamatan Gunung Anyar hingga ke utara di Kecamatan Mulyorejo. Luasan itu terdiri dari tambak seluas 1.939,51 hektare dan kawasan mangrove 345,06 hektare.
Tapi, lanjut dia, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi perubahan fungsi lahan dari yang sebelumnya mangrove menjadi bukan mangrove. Pemerintah Kota Surabaya mengaku kesulitan mencari pelaku penebangan liar tersebut. Terakhir aparat menemukan patok-patok berwarna merah milik PT SS di pantai mangrove. Tidak diketahui siapa PT SS, tapi Pemerintah Kota tidak tinggal diam. Mulai Desember 2014, patok-patok dengan Global Positioning System dipasang di pantai dan daratan mangrove.


Republika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar