Senin, 08 Februari 2010

Cerdas Cermat Pembantu – Satpam ala FKPM Nirwana Eksekutif

Soal Cerita, Kapolwil pun ''Mengendarai'' Kapolres
Dalam beberapa bulan terakhir, wilayah Polres Surabaya Timur diacak-acak pembobol rumah. Modusnya, perampok berpura-pura menjadi tamu atau tukang servis yang ujung-ujungnya mengibuli pembantu rumah tangga. Kemarin (7/2) Forum Kemitraan Polisi Masyarakat Nirwana Eksekutif mencoba mencegah itu terjadi lagi.

Ditulis oleh THOMAS KUKUH-INDRA DANU - Jawa Pos
---------------------------

“Ayo mbak-mbak, ibu-ibu keluar sebentar ke taman, ada cerdas cemat pembantu dan satpam. Ada Pak Kapolwil, lho”, teriak seorang satpam menggunakan pengeras suara. Dengan mengendarai motor, petugas berseragam putih-biru itu menelusuri semua gang yang ada di perumahan Nirwana Eksekutif.
Ya dia mengumumkan kegiatan yang digagas Forum Kemitraan Polisi Masyarakat Nirwana Eksekutif. Kegiatan itu adalah lomba simulasi dan cerdas cermat pembantu rumah tangga (PRT) dan satpam.

Sejak pukul 14.00, lapangan rumput yang becek itu dipenuhi polisi-polisi berseragam lengkap. Mereka berbaur dengan masyarakat sekitar. Ada yang berpakaian rapi, batikan bahkan tak sedikit pula yang menggunakan pakaian sekenanya. Memakai kaus, celana pendek dan sandal jepit. Maklaum, dibawah terop tersebut berkumpul orang-orang dari semua golongan. Mulai pemilik rumah dipemukiman elite hingga para pembantunya. Bukan baru kali ini terjadi hal seperti ini pada acara Menembus Batas, hal ini sudah pernah terjadi malah dari seluruh kampung disekitar Perumahan Nirwana ikut serta dalam acara yang diadakan di jalan Raya Wonorejo kata Djoko Suwondo Ketua FKPM-NE.

Meski dihadiri orang nomor satu di jajaran kepolisian Surabaya, acara tersebut tidak terasa tegang. Sebaliknya, malah begitu meriah dan ger-geran. Salah satunya saat Kapolwiltabes Surabaya Kombespol Ike Edwin macak menjadi penjahat. Ike Edwin berakting sebagai perampok perampok yang berpura-pura mengantar kiriman ke sebuah rumah yang hanya ada pembantunya. Tentu saja itu adalah salah satu soal simulasi yang harus dianalisa dan dijawab oleh PRT peserta lomba tersebut.

Perwira dengan tiga mawar di pundak itu tak sendiri jadi penjahat. Dia juga “berkomplot “ dengan Kapolres Surabaya Timur AKBP Samudi . “Ayo saatnya kita merampok” kata ike. Warga tertawa.

Didepan para hadirin, ike selalu berdiri dibelakang samudi “kamu jadi motornya” perintah Ike. Sambil memegang pundak samudi, kedua perwira menengah tersebut berjalan beriringan dan menghampiri tiga pembantu yang sudah menunggu soal cerita itu.

ngeeeeeeng”, ucap samudi menirukan suara motor sambil terus berjalan. Wargapun tersenyum-senyum melihat pemandangan langka, dua pejabat polisi bertingkah khas anak kecil yang sedang asyik bermain. “stop, kamu saya parker disini .Jangan kemana-mana nanti hilang”, kata Ike.

Ike selalu merayu tiga pembantu yang sudah siap. Dia mengaku sebagai kurir yang mau mengantar barang kiriman milik majikannya “ini dari arab lho, mbak” ucap kapolwil dengan nada merayu.

Ismiati, pembantu yang diberi soal simulasi, sedikit grogi dan gemetaran, dia mencoba menjawab.”sebentar pak, saya telepon majikan dulu. “Eeee, apa benar ada kiriman dari arab”, kata isimiati kepada ike yang menyodorkan sebuah bungkusan kepadanya.

Ternyata majikan Ismiati mengatakan tidak ada kiriman dari arab. Ismiati pun segera menelpon satpam dan melaporkan adanya laki-laki yang mencurigakan didepan rumahnya. Seorang satpam bernama Yazhid, peserta lomba yang juga satu kelompok dengan ismiati, langsung mendatangi Ike.”maaf pak, majikannya sedang tidak ada. Mohon meninggalkan rumah ini,” ujar Yazhid.

Kelompok Ismiati mendapat tepuk tangan dari warga. Juri menyatakan, itu adalah tindakan yang paing benar dan Ismiati mendapat nilai seratus.

Sebelumnya ada lagi kelompok yang mencuri perhatian para warga dan polisi yakni, kelompok E. Saat babak pertama, juri melontarkan pertanyaan, apa yang dilakukan pembantu jika ada tamu asing yang mengaku kenal majikannya dan disuruh untuk menyervis AC rusak?. Dengan cepan Sri wati, anggota kelompok E, memuku kentongan, tanda siap menjawab. Kepada juri, Sri menjelaskan dirinya akan menelepon majikannya dan menanyakan kebenaran tamu itu. Kalau ternyata tidak kenal, telepon satpam.”Yang penting pagarnya jangan dibuka. Kita juga nggak boleh lihat matanya. Nanti kena gendam. Kan sekrang banyak yang digendam.”ujar perempuan berusia 20 tahun tersebut. Kelompok itupun mendapat nilai sempurna.

Saat ditanya siapa yang mengajari, Sri yang pembantu rumah Blok CC gang IX itu mengatakn mendapat ilmu tersebut dari majikannya. Sudah lama dia dibekali pengetahuan tersebut. Tak hanya itu. Ketua FKPM-NE Djoko Suwondo juga sering mengingatkan dirinya untuk tidak sembarangan mempersilahkan tamu asing masuk ke dalam rumah. “Sejak umur 18 tahun saya kerja disini. Ikut P. Joko . Jadi tahu semua,” tuturnya.

Rata-rata seluruh peserta paham benar apa yang seharusnya dilakukan PRT untuk menciptakan kamtibmas diwilayahnya.Misalnya, mereka harus menyimpan dan menghafalkan nomor-nomor penting.Seperti pos satpam, kantor polisi, pemadam kebakaran, PLN dan rumah sakit.

Kapolres Surabaya Timur AKBP Samudi. SIK dalam sambutannya mengatakan, pihaknya bangga dengan kegiatan yang digagas FKPM-NE itu. Meski kelihatan sepele, menurut Samudi, kegiatan simulasi dan cerdas cermat itu sangat penting dan memiliki andil besar untuk mencegah terjadi kejahatan-kejahatan di pemukiman. “Saya tidak bicara wilayah lain. Tapi akhir-akhir ini di Surabaya Timur sering terjadi pembobolan rumah. Terutama dikawasan Rungkut,” kata Samudi. Dia menambahkan, hal itu disebabkan kelalaian pembantu yang mudah dirayu tamu tak dikenal. Mereka dengan enteng membukakan pagar dan mempersilahkan masuk. “Ini yang bahaya. Pada hal, belum pernah kenal dan ketemu,” tuturnya.

Kombespol Ike Edwin juga angkat topi dengan diadakan lomba tersebut. Dia berharap kegiatan semacam itu bisa diadopsi ke wilayah-wilayah lain disurabaya.

Ike pun menyempatkan berfoto dengan para pembantu dan satpam di wilayah Nirwana Eksekutif.”Kalau nanti acara seperti ini jadi besar, inilah sejarahnya .” ucapnya lantas disambut tepuk tangan.

(THOMAS KUKUH-INDRA DANA/JP).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar