Tampilkan postingan dengan label Brigjen Polisi Suzuki Motoyuki. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Brigjen Polisi Suzuki Motoyuki. Tampilkan semua postingan

Selasa, 27 Oktober 2009

Senior Super Interdent Motoyuki Suzuki kunjungi FKPM-NE


Banyaknya aktifitas kemitraan FKPM-NE dan Polri mulai menjadi magnet kuat elemen lain untuk melakukan penelitian atau study banding. Dalam setahun terakhir FKPM-NE kerap kedatangan polisi yang sedang belajar dari PTIK, AKPOL hingga PUSIDGASUM untuk melakukan study banding.Tak ketinggalan pula tamu-tamu kepolisian dari mancanegara misalnya kunjungan seorang perwirara tinggi polisi asal Jepang, Senior Super Interdent Motoyuki Suzuki (27/10). Beliau datang ke Sekretariat FKPM Nirwana Eksektuif untuk mengetahui forum warga dengan kepolisian.

“Masalah ditingkat pemukiman memang tidak harus diselesaikan di kantor polisi tapi itu menjadi tugas polisi masyarakat”, tutur Motoyuki Suzuki.

Suzuki memuji kemitraan yang dibangun polisi dan FKPM-NE, sebab system serupa juga sudah berjalan di negaranya di Jepang. Hanya saja dia menilai ada kekurangan. Suzuki menyebutkan bahwa pemerintah daerah seharusnya ikut terlibat kerjasama sehingga system berjalan lebih baik.

Mr Suzuki, yang merupakan staff kepolisian Jepang dengan didampingi Kabag Mitramitra Polres Surabaya Timur Kompol. Rakidi.

Kunjungan dalam rangka studi banding tentang program FKPM atau disebut Community Policing ini dilakukan Mr. Suzuki dalam rangka membantu Polri meningkatkan keamanan. Rombongan Suzuki yang disambut hangat ketua FKPM-NE Djoko Suwondo berserta anggota FKPM-NE lainnya, merupakan kunjungan pertama ke FKPM-NE.

Mr Suzuki yang sehari-hari bekerja sebagai dosen di PTIK Mabes Polri ini melakukan kunjugan ke FKPM-NE pimpinan Djoko Suwondo yang merupakan refrensi beberapa lembaga yang menganggap FKPM-NE pimpinan Djoko Suwondo ini adalah FKPM terbaik dan teraktif di wilayah Surabaya, bahkan seluruh Jawa Timur.

Usai melakukan dialog di sekretariat FKPM Nirwana Eksekutif, Mr Suzuki beserta dosen/Siswa PTIK lainnya melakukan kunjugan ke tempat Pembangunan Polsek Rungkut yang sekarang dalam proses pengurusan tanah dan fondasi yang telah selesai. Untuk diketahui Polsek Rungkut yang sekarang dalam tahap proses pembangunan merupakan Polsek pertama di Indonesia yang dibangun oleh dana Swadaya dan penggalangan dana dilakukan oleh segenap anggota FKPM Nirwana Eksekutif. Jadi warga secara aktif juga ikut serta mencari dana untuk membangun polsek ini Kata Djoko Suwondo. Dan kemudiaan Rombongan Suzuki melanjutkan kunjungan ke Polda NTT (M. Zainal Arifin)

Brigjen Polisi Jepang Teliti Policing Community di FKPM Rungkut

27 Oktober 2009, 12:45:12| Laporan Eddy Prastyo

Brigjen Polisi Jepang Teliti Policing Community di FKPM Rungkut

suarasurabaya.net| Keberhasilan Forum Kemitraan Polisi-Masyarakat (FKPM) Rungkut di perumahan Nirwana Eksekutif menarik perhatian perwira tinggi polisi Jepang untuk dijadikan bahan penelitian. Didampingi Dr. CHAIRUL, M.S satu diantara dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta, Senior Superintendent MOTOYUKI SUZUKI menemui para pengurus FKPM Rungkut, Selasa (27/10).

Polisi berpangkat setara Brigjen di Indonesia itu tampak antusias mendengarkan pemaparan program FKPM Rungkut. Didampingi Kompol RAKIDI Kabag Bina Mitra Polres Surabaya Timur, DJOKO S. Ketua FKPM Rungkut menjelaskan sejarah terbentuknya policing community tersebut. “Sebetulnya berangkat dari adanya kebutuhan para penghuni kompleks Nirwana Eksekutif akan kondisi yang aman di perumahan. Lalu dengan bantuan Polres Surabaya Timur pada Nopember 2006, kita mulai rintis pendirian komunitas ini,” papar dia.

Tiga tahun berdiri, kini FKPM Rungkut tidak hanya mampu menjamah masyarakat perumahan menengah ke atas di kawasan tersebut. Dengan swadaya anggotanya, komunitas ini mampu membeli sepeda motor untuk patroli kompleks dan kampung, kapal motor untuk patroli perairan, dan membangun sekretariat yang cukup representatif.

MOTOYUKI SUZUKI tampak terkesan dengan capaian FKPM Rungkut tersebut, Saat ditemui suarasurabaya.net di FKPM Rungkut ia menjelaskan komunitas ini merupakan satu diantara obyek penelitian yang ia datangi. “Saya juga mendatangi FKPM di Sidoarjo dan sejumlah daerah di Kalimantan,” kata dia.

Sebagai polisi sekaligus peneliti di Japan International Cooperation Agency (JICA), SUZUKI mengungkapkan penelitian ini juga untuk memberi masukan terhadap program reformasi yang dicanangkan Mabes Polri sejak 10 tahun lalu.

Konsep policing community yang dicanangkan Mabes Polri ini, jelas SUZUKI, sudah lama diterapkan di Jepang. “Sejak 100 tahun terakhir, kami menerapkan sistem ini. Prinsipnya, masyarakat membentuk komunitas-komunitas di bawah tingkatan kepolisian resor. Ini membantu kerja polisi sekaligus memberdayakan masyarakat,” ujarnya.

Sayangnya, jelas SUZUKI, program modernisasi polisi yang berjalan bagus di masyarakat ini kurang bersinergi dengan pemerintah daerah. SUZUKI berpendapat sebaiknya seluruh unsur dilibatkan dalam policing community ini.(edy)

Teks Foto :
- Senior Superintendent MOTOYUKI SUZUKI mendapat penjelasan dari DJOKO S Ketua FKPM Rungkut tentang program policing community di wilayahnya.
Foto : EDDY suarasurabaya.net



Sumber: Suara Surabaya



Jumat, 25 September 2009

Dari Luar; Polisi Jepang Kunjungi Polmas Terbaik Jakarta Barat

Menurut Aiptu Bakhrun,SH menuturkan kira-kira pukul 14.00 Wib siang ada telepon dari Kompol M.Yusuf, Kapolsek Metro Palmerah ada yang akan datang ke rumahnya di RW 04 Kelurahan Kemanggisan sebagai kantor Polmas. Dengan kondisi seperti ini saya tidak mempersiapkan apa-apa dan ternyata yang datang adalah Brigjen Polisi Suzuki Motoyuki, Senior Superintendent Nasional Police Agency of Japan yang diantar oleh perwira Polri dari Mabes Polri, Lalu saya keluarkan semua dokumen supaya saat ditanyakan saya bisa menjawab. Dalam kunjungan silahturahmi tersebut di Jepang ada yang namanya Goban yaitu Pospol dan kalau di rumah Chuzaisho atau Polmas. Saat ditanya apa yang sudah dilaksanakan oleh Polmas, sedangkan polisi Jepang (Chuzaisho/ Polmas) bertempat tinggal menangani kasus-kasus yang ada di sekitar untuk menyelesaikan masalah, melengkapi sampai menyalurkan masalah.
Setelah ditanyakan apa yang dilakukan, bagaimana caranya saya jelaskan. Jika kunjungan dicatat dengan memperlihatkan buku kunjungan ke warga, kalau termasuk masalah pemerintahan disalurkan ke RT/RW. Di bidang keamanan kalau bisa ditangani saya tangani, tetapi bila tidak bisa disalurkan ke pimpinan. Semua buku-buku, dokumen di foto. Ketika itu juga diperlihatkan buku problem solving yaitu penyelesaian suatu masalah sosial atau tindak pidana yang ancaman hukumannya kurang dari tiga bulan serta dibuatkan buku register laporan khusus yang isinya kronologis kejadian, apa langkah yang dilakukan dan apa hasilnya?. Begitu pula dengan administrasi lainnya baik absensi, foto-foto kegiatan dan lengkap sekali. Ketika ditanya dari mana fasilitas yang ada oleh Brigjen Pol Suzuki Motoyuki. Aiptu Bakhrun,SH mengatakan semua fasilitas dari komputer, printer, internet, HP, HT, scanner, cctv dan lainnya dibeli dari biayanya sendiri. Memang dari awalnya dia sangat mencintai tugas sebagai Polisi sedikit demi sedikit dibeli dimanfaatkan untuk menunjang tugas sehingga telah meraih prestasi juara I Polmas terbaik di Jakarta Barat tahun 2008 dan tahun 2009. Sedangkan tahun 2009 masuk lomba polmas terbaik di tingkat DKI Jakarta, namun belum ada kabarnya.
“Pada prinsipnya saya tak ambisi untuk juara pertama Polmas tingkat DKI Jakarta, tetapi dengan kelengkapan yang dikirim ke Polda Metro Jaya termasuk dokumen, inovasi membuat lagu dan film. Kalau ada yang lebih baik menjadi juara I bukan berarti saya berkecil hati, melainkan ingin belajar dan tahu-tahu datang kunjungan dari polisi Jepang,” ucapnya saat ditemui di kediamannya RW 04 Kelurahan Kemanggisan.
Dalam kondisi santai, masih kata Aiptu Bahkrun,SH, pada waktu itu saya belum mengetahui Suzuki Motoyuki, setelah mau berpamitan dia memberikan tiga buku yaitu ringkasan Goban dan Chzaisho di Jepang, ringkasan kegiatan masyarakat untuk mencegah kejahatan di Jepang dan panduan Petugas Polmas di PKPM. “ Ini suatu kebanggaan dengan kunjungan seorang Brigejen Polisi Jepang dan yang jelas saya tidak mengada-ada dan bekerja sesuai dengan Kep 737. Kehadiran beliau untuk mengetahui sejauhmana Polmas atau studi banding yang didampingi oleh Ketua RT/RW,” tandasnya.

Sumber: Blog rw4kemanggisan

Jumat, 31 Juli 2009

Polisi Jepang Puji FKPM Lalin






Friday, 31 July 2009

SEMARANG- Pembentukan dan kinerja Forum Kemitraan Polisi Masyarakat Lalu Lintas (FKPM Lalin) yang diprakarsai Satlantas Polwiltabes Semarang mendapat pujian National Police Agency of Japan, melalui salah seorang pejabatnya, Senior Superintendent (stingkat Brigjen-red) Suzuki Motoyuki.

Saat melakukan kunjungan di Mapolwiltabes, Rabu (30/4) pagi, Suzuki dibuat terkejut ketika mendengar dan melihat adanya FKPM yang khusus membidangi masalah lalu lintas. Pasalnya, selama kunjungan bersama pejabat Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Mabes Polri di Jakarta, Kalimantan, Bangka-Belitung, dia tidak menemui adanya Polres atau Polwiltabes yang mempunyai FKPM Lalin.

“Ini sangat bagus. Saya belum temukan di beberapa tempat yang saya kunjungi. Sebab, di seluruh Indonesia banyak FKPM untuk masalah umum, bukan khusus menangani lalu lintas. Tapi di Semarang ada FKPM umum dan khusus lalu lintas. Saya salut. Mungkin ini yang pertama di Indonesia,” ungkap Suzuki kepada Kasat Lantas Polwiltabes AKBP Drs Agus Suryo Nugroho SH, ketika melihat langsung kinerja FPKM Lalin di Pos Patwal Simpanglima.

Sangat Cocok

Di tempat itu, Suzuki yang didampingi Kombes Ermiady selaku PSP Polmas PTIK Mabes Polri, juga memeriksa struktur kerja organisasi. Dia juga dikenalkan dengan perwakilan klub otomotif yang menjadi anggota FKPM.

Dikatakannya, FKPM Lalin sangat cocok fungsinya untuk wilayah kota besar. “Kalau di desa, tentu beda FKPM-nya. Di desa atau kota yang belum padat lalu lintasnya, FKPM umum yang diterapkan. Karena lebih menangani masalah keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat masing-masing,” kata dia menggunakan bahasa Indonesia.

Diceritakan, di Jepang ada juga organisasi sejenis FKPM. Tapi struktur organisasinya tidak berada di bawah polisi, melainkan berdiri sendiri. “Kebanyakan dikelola organisasi nonpemerintah,” ungkap Suzuki yang mengaku sudah berada di Indonesia sejak Juli 2007.

Kombes Ermiady mengatakan, Indonesia dan Jepang telah berkerja sama dalam bidang Polisi Masyarakat (Polmas). Kerja sama tersebut menyangkut penelitian sekaligus tukar pengalaman menangani FKPM. “Makanya kami berkunjung ke beberapa Polda, Polwiltabes, dan Polres, di Indonesia, untuk mengetahui tingkat kesiapan dan kemajuan FPKM masing-masing daerah,” katanya. (H21,H40-18)

Sumber: Ikatan Sakura Indonesia

Sabtu, 14 Maret 2009

Dari Luar: FKPM Kutim Jadi Percontohan




Sabtu, 14 Maret 2009 , 08:23:00

SENGATA-Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) yang dicanangkan Kapolda Kaltim Irjen Pol Andi Masmiyat di Sengata belum lama ini, bakal dijadikan percontohan bagi satuan wilayah kepolisian di seluruh Indonesia.

Untuk itu tim dari Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) bekerja sama Japan International Cooperation Agency (JICA) datang ke Kutim melakukan penelitian. “Kami ingin melihat apa yang sudah dilakukan Kutim dalam pelaksanaan FKPM ini,” kata Drs A Wahyurudhanto M.Si, dosen sekaligus peneliti dari PTIK, Jumat (13/3) kemarin.

Wahyu yang didampingi Senior Superintendent (Brigjen Pol) Suzuki Motoyuki dari JICA menambahkan untuk wilayah Polda Kaltim selain Kutim yang akan dijadikan prototype penelitian terdapat 4 satuan wilayah kepolisian lagi. Yakni Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, Balikpapan, dan Samarinda. “Nantinya hasil penelitian ini akan dijadikan buku untuk selanjutnya menjadi acuan pengembangan FKPM di seluruh satuan wilayah kepolisian di seluruh Indonesia,” kata Wahyu.

Sedangkan Kapolres Kutim H Faizal mengatakan, FKPM ini merupakan pemikiran pihak kepolisian untuk melibatkan masyarakat dalam membangun kesadaran menjaga kamtibmas dan ketertiban lalulintas. Pembentukan FKPM sesuai dengan Kebijakan dan Strategi Perpolisian Masyarakat melalui surat keputusan Kapolri No Pol SKEP/737/X/2005 tanggal 13 Oktober 2005 yang isinya menerangkan mengenai penerapan model perpolisian masyarakat dalam penyelenggaraan tugas polri.

Anggota FKPM menurut Kapolres, berada di setiap desa atau kelurahan dan bertugas secara suka rela untuk memberikan solusi tentang permasalahan Kamtibmas. Seperti penyadaran hukum kepada masyarakat, pencegahan gangguan keamanan dengan melakukan siskamling maupun pemberian informasi awal mengenai tindak pidana yang terjadi di daerah tersebut. ”Anggota FKPM terdiri dari gabungan polisi dan masyarakat. Anggota polisi disebut Babinkamtibmas. Sedangkan anggota dari masyarakat terdiri dari elemen tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda,” jelas Faizal. (zom)


Sumber: KaltimPost