Hutan Wisata Mangrove Di Surabaya
Tidak banyak yang tahu jika Surabaya yang panas ini memiliki hutan wisata yang bernama hutan wisata Mangrove. Disebut demikian karena di daerah ini sebagai pelestarian pohon bakau (mangrove) yang harus dijaga. Hutan wisata mangrove terletak di Pantai Timur Surabaya, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut. Area wisata yang berada sekitar 2 km arah timur kampus UPN ini, selain menonjolkan hutan mangrove yang alami, juga dilengkapi dengan binatang-binatang, diantaranya monyet berekor panjang dan berbagai jenis burung di sepanjang perjalanan menuju area mangrove. Jika kita masuk ke area mangrove, kita hanya melihat hutan mangrove dan laut yang dilengkapi dengan flora fauna yang menarik. Diketahui ada 44 jenis burung migran yang singgah di sini dan kebanyakan burung tersebut berasal dari Benua Australia menuju Eropa.
Untuk menuju ke lokasi ini, harus melalui jalan yang agak sempit, bergelombang dan tidak beraspal, melewati tambak-tambak dan di sebelah kanan terdapat sungai kecil, Dengan berpatokan pada Jembatan MERR-II C di perumahan Pondok Nirwana atau kampus STIKOM, ikuti terus jalan yang ada di depan STIKOM tersebut mengikuti arah sungai, melewati sekolah IPH, Hotel Teratai, kantor taxi ORENZ dan workshop konstruksi baja Kalimaya, setelah sampai di gudang alat berat milik Kalimaya Steel, beloklah ke kanan. Di pertigaan tersebut sudah ada papan petunjuk ke kawasan Ekowisata Mangrove. Setelah sampai di Bozem Wonorejo, parkirlah kendaraan, lalu membeli tiket masuk dan naik perahu menuju lokasi hutan mangrove.
Wisata alam Mangrove terletak di kawasan Pantai Timur Surabaya yang letaknya di tepi Selat Madura yang tidak terlalu luas, dengan bentang alam yang datar dengan kemiringan antara 0-3 persen. Kawasan ini terbentuk sebagai hasil endapan dari sistem sungai yang ada di sekitarnya dan pengaruh laut. Kondisi daerah delta dengan tanah aluvial merupakan habitat yang baik bagi terbentuknya ekosistem mangrove. Secara geografis dan ekologis, kawasan Pantai timur Surabaya memiliki fungsi yang sangat penting, salah satunya adalah mencegah ancaman intrusi air laut. Keberadaan hutan mangrove ini memiliki fungsi menjernihkan limbah terutama logam berat yang masuk ke laut.
Untuk melihat kekayaan alam di Hutan Mangrove, pengunjung harus menggunakan perahu yang dipandu oleh pemandu wisata dari pemuda-pemudi karang taruna setempat. Sebuah perahu motor berkapasitas maksimal 40 orang disiapkan untuk menikmati keindahan lokasi itu. Untuk pengamanan, disediakan pelampung dan fasilitas wisata lainnya. Perahu biasanya bergerak mulai dari dermaga Sungai Wonokromo menuju Selat Madura. Para pengunjung bisa menikmati rimbunan hutan mangrove, burung-burung yang beterbangan dan hinggap di ranting-ranting pohon mangrove. Di hutan mangrove tersebut terdapat Pos Pantau Mangrove yang biasanya digunakan untuk istirahat sambil menikmati makanan ringan. Dengan adanya hutan Mangrove ini, diharapkan untuk mencegah terjadinya pemanasan global. Karena kawasan pantai timur seperti ini rentan terhadap imbas pemanasan global, karena langsung berhadapan dengan laut.
Untuk menuju ke lokasi ini, harus melalui jalan yang agak sempit, bergelombang dan tidak beraspal, melewati tambak-tambak dan di sebelah kanan terdapat sungai kecil, Dengan berpatokan pada Jembatan MERR-II C di perumahan Pondok Nirwana atau kampus STIKOM, ikuti terus jalan yang ada di depan STIKOM tersebut mengikuti arah sungai, melewati sekolah IPH, Hotel Teratai, kantor taxi ORENZ dan workshop konstruksi baja Kalimaya, setelah sampai di gudang alat berat milik Kalimaya Steel, beloklah ke kanan. Di pertigaan tersebut sudah ada papan petunjuk ke kawasan Ekowisata Mangrove. Setelah sampai di Bozem Wonorejo, parkirlah kendaraan, lalu membeli tiket masuk dan naik perahu menuju lokasi hutan mangrove.
Wisata alam Mangrove terletak di kawasan Pantai Timur Surabaya yang letaknya di tepi Selat Madura yang tidak terlalu luas, dengan bentang alam yang datar dengan kemiringan antara 0-3 persen. Kawasan ini terbentuk sebagai hasil endapan dari sistem sungai yang ada di sekitarnya dan pengaruh laut. Kondisi daerah delta dengan tanah aluvial merupakan habitat yang baik bagi terbentuknya ekosistem mangrove. Secara geografis dan ekologis, kawasan Pantai timur Surabaya memiliki fungsi yang sangat penting, salah satunya adalah mencegah ancaman intrusi air laut. Keberadaan hutan mangrove ini memiliki fungsi menjernihkan limbah terutama logam berat yang masuk ke laut.
Untuk melihat kekayaan alam di Hutan Mangrove, pengunjung harus menggunakan perahu yang dipandu oleh pemandu wisata dari pemuda-pemudi karang taruna setempat. Sebuah perahu motor berkapasitas maksimal 40 orang disiapkan untuk menikmati keindahan lokasi itu. Untuk pengamanan, disediakan pelampung dan fasilitas wisata lainnya. Perahu biasanya bergerak mulai dari dermaga Sungai Wonokromo menuju Selat Madura. Para pengunjung bisa menikmati rimbunan hutan mangrove, burung-burung yang beterbangan dan hinggap di ranting-ranting pohon mangrove. Di hutan mangrove tersebut terdapat Pos Pantau Mangrove yang biasanya digunakan untuk istirahat sambil menikmati makanan ringan. Dengan adanya hutan Mangrove ini, diharapkan untuk mencegah terjadinya pemanasan global. Karena kawasan pantai timur seperti ini rentan terhadap imbas pemanasan global, karena langsung berhadapan dengan laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar