Kamis, 01 Oktober 2009

Artikel Batik motif mangrove dari Suara Surabaya

Jalan Terjal Batik Mangrove Suroboyo

01 Oktober 2009, 17:16:05| Laporan Eddy Prastyo

suarasurabaya.net| Di ruang tengah rumah Ny. ARI BINTARTI di Jl. Wonorejo Selatan kavling 55 itu sekitar 4 ibu PKK RW 7 dan 8 berkumpul. Mereka mulai menyalakan kompor gas kecil untuk memanaskan malam. Canting pun disiapkan, sedangkan selembar kain katun yang sudah dimotif batik sudah terbentang di atas railing kayu. Motif batik yang diukir di atas kain itu tidak biasa. Untuk orang yang sudah paham, bisa langsung tahu, itulah motif batik mangrove.

Batik mangrove sendiri belum genap setahun usianya. Diawali pelatihan yang digagas Disnaker Pemkot Surabaya di Kecamatan Rungkut Maret 2009 lalu, beberapa ibu PKK Kelurahan Wonorejo tertarik untuk mengembangkannya. Bukan faktor kebetulan, karena memang Wonorejo identik dengan hutan Mangrovenya yang ada di pesisir Timur.

Motif mangrove ini memang masih dalam pengembangan. Menurut NOVERITA RATNAWATI satu diantara anggota kelompok PKK batik mangrove, desain mangrove mulanya ditawarkan oleh fasilitator dari Kecamatan Rungkut. Setelah melalui serangkaian percobaan dan diskusi, tiga kelompok PKK di Wonorejo memodifikasi desain tersebut sehingga didapatlah desain seperti saat ini.

“Desain batik mangrove murni mengadopsi jenis-jenis mangrove yang hidup di rawa-rawa sekitar Wonorejo, seperti baringtonia, tanjang, nipah, nyamplung, dan bogem. Warna yang kami pilih adalah warna-warna yang cerah dan ngejreng. Memang ada pengaruh dari Batik Madura, tapi batik mangrove punya kekhasan sulur-sulur mangrovenya dan selalu dalam bentuk batik tulis, bukan cetak,” kata NOVERITA.

Sebagai sebuah rintisan usaha kecil menengah (UKM), diakui NOVERITA, produksi batik mangrove ini memang mengalami pasang surut. Kendala yang saat ini dirasakan adalah terkait permodalan, pewarnaan, dan pemasaran.

Untuk permodalan, kata ARI BINTARTI, usaha ini dirintis lewat modal swadaya kemudian mendapat bantuan dari Pemkot Surabaya. Lewat beberapa lomba yang dimenangkan, kelompok-kelompok batik Mangrove ini berusaha bertahan.

Pewarnaan menjadi kendala karena proses inilah yang menjadi kunci berhasilnya sebuah produk batik. Selama ini, kata ARI, kelompoknya menggunakan pewarnaan kimiawi dengan pertimbangan lebih mudah dan cepat. “Sebenarnya kita juga dapat pelatihan dari UK Petra tentang pewarnaan alami, tapi prosesnya terlalu lama sehingga kami rasa tidak ekonomis,” kata dia.

Karena dikelola secara rumahan dan sebagai kegiatan sampingan, produk batik mangrove ini pun punya keterbatasan. “Kami tidak bisa memproduksi terlalu banyak. Dalam seminggu saja, dengan 2 kelompok yang masih aktif beranggotakan 8 orang, kita hanya bisa memproduksi 15 helai kain batik tulis mangrove,” kata NOVERITA.

Untuk menembus pasar batik, kata NOVERITA, mau tidak mau memang harus dikelola secara industriak serta melibatkan banyak tenaga kerja dan modal. “Kita sih mau seperti itu. Hanya saja kami masih bingung soal pemasaran. Selama ini kami menjual produk-produk kami ke instansi-instansi pemerintah. Untuk masuk ke pasar batik, kita masih punya banyak kendala,” paparnya.

RIDWAN MUBARUN Sekretaris Kecamatan Rungkut yang menjadi fasilitator kelompok batik mangrove di Wonorejo mengatakan Pemkot Surabaya berusaha mengangkat keberadaan batik mangrove dengan menetapkannya sebagai ikon Kecamatan Rungkut. Selain itu, batik mangrove juga akan dimasukkan dalam paket ekowisata hutan mangrove yang akhir tahun ini akan diresmikan oleh Walikota Surabaya.

“Kami juga berupaya untuk memfasilitasi kelompok-kelompok ini mendapatkan hak paten atas desain batik mangrove. Untuk produknya sendiri, kami sudah berikan nama resmi SERU atau Seni Batik Motif Mangrove Surabaya,” kata RIDWAN.

Dikukuhkannya batik sebagai warisan dunia yang berasal dari Indonesia dikatakan NOVERITA sangat membanggakannya sebagai pengrajin batik. “Kita berharap batik tetap eksis, diterima oleh masyarakat dunia, dan pengrajinnya tetap bisa berkarya lebih baik,” kata dia.(edy)

Teks Foto :
1. Batik mangrove khas Surabaya yang punya desain unik
2. Ibu PKK Wonorejo membatik mangrove
Foto : EDDY suarasurabaya.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar